JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat total nilai transaksi menggunakan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) dengan empat negara mitra hingga Juli 2023 sebesar ekuivalen 3,7 miliar dollar AS.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, nilai LCT dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan China ini trennya terus mengalami peningkatan.
"Jadi kalau data Juli, itu angkanya sudah mencapai 3,7 miliar dollar AS dibandingkan tahun lalu itu 4,1 miliar dollar AS," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Baca juga: Tinggalkan Dollar AS, ASEAN Perkuat Kerja Sama Pemanfaatan Mata Uang Lokal
Dia juga meyakini di sisa tahun 2023 ini nilai LCT akan terus meningkat. Pasalnya, BI melihat Malaysia sangat agresif menggunakan LCT sehingga potensi transaksinya masih bisa digali lebih dalam.
"Malaysia ini dia kalau kita lihat penggunanya itu bervariasi ada yang segmen kecil dan juga ada yang segmen besar, ini terlihat dengan jumlah pelaku yang terus mengalami peningkatan sekarang sudah sekitar 2.178 eksportir dan importir yang menggunakan pendekatan LCT dalam melakukan ekspor impornya," ungkapnya.
Terlebih, negara yang akan berkerja sama dalam LCT ini akan terus bertambah. Saat ini ada satu negara yang akan bekerja sama dalam waktu dekat yaitu Korea Selatan.
Baca juga: Penggunaan Mata Uang Lokal, BI Gandeng Bank Sentral Korea
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, transaksi menggunakan mata uang lokal ini bisa digunakan untuk settlement transaksi perdagangan dan investasi, transaksi pembayaran lintas negara, dan transaksi di pasar keuangan.
Untuk transaksi pembayaran lintas negara, Indonesia sudah mengimplementasikan dengan Malaysia dan saat ini sedang uji coba dengan Singapura.
Diperkirakan dalam 3-6 bulan mendatang Indonesia dan Singapura sudah bisa bertransaksi lintas negara menggunakan mata uang lokal.