Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Pesawat Mahal, Menko Airlangga: Tidak Ada Pilihan Lain, Indonesia Negara Kepulauan

Kompas.com - 13/12/2023, 12:13 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik di Indonesia melambung selama beberapa bulan terakhir. Hal ini terefleksikan dari besarnya kontribusi tarif tiket pesawat terhadap laju inflasi setiap bulannya.

Tingginya tarif tiket transportasi pun diakui oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Airlangga mengatakan, tarif transportasi, khususnya penerbangan, belum kembali ke level sebelum terjadinya lonjakan harga bahan bakar di level global.

Baca juga: Promo Tiket Pesawat Garuda Indonesia dan AirAsia di Akhir Tahun 2023

Ilustrasi penerbangan, tiket pesawat.SHUTTERSTOCK/NEW AFRICA Ilustrasi penerbangan, tiket pesawat.

"Saya pikir biaya transportasi masih belum kembali ke level sebelumnya, masih cukup tinggi," kata dia, dalam acara Indonesia Economic Prospect Launch December 2023 di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Menurutnya, tingginya harga tiket pesawat domestik menjadi satu hal yang tidak terhindarkan. Pasalnya, Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan, sehingga kebutuhan terhadap transportasi udara menjadi tinggi.

"Tidak ada pilihan lain karena kita adalah sebuah negara kepulauan dan kita tahu biaya tiket pesawat sangat tinggi," ujarnya.

"Dan juga dampak dari bahan bakar penerbangan masih berkontribusi untuk biaya transpotasi yang tinggi," sambungnya.

Baca juga: Garuda Indonesia Tebar Promo Tiket Pesawat, Diskon hingga 80 Persen

Oleh karenanya untuk merespons hal tersebut, Airlangga menekankan pentingnya upaya menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah, ungkap Airlangga, berupaya menjaga laju inflasi yang berasal dari komoditas kelompok pangan harga bergejolak.

"Ini menjadi sangat krusial untuk menjaga kekuatan ekonomi domestik, khususnya terkait daya beli masyarakat," ucapnya.

Ilustrasi penerbangan, tiket pesawat.SHUTTERSTOCK/ANDREW ANGELOV Ilustrasi penerbangan, tiket pesawat.

Sebagai informasi, komoditas kelompok transportasi menjadi salah satu pemicu inflasi selama beberapa bulan terakhir.

Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga tiket pesawat. Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, tarif angkutan udara berkontribusi sebesar 0,06 persen terhadap inflasi nasional sebesar 2,86 persen pada November 2023 lalu.

Baca juga: AirAsia Gelar Diskon Tiket Pesawat Rute Internasional, Jakarta-Singapura Rp 0

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga tiket pesawat masih mahal saat ini.

Di antara faktor lainnya, Budi mengungkapkan kenaikan harga bahan bakar avtur menjadi faktor terbesar yang menyebabkan harga tiket pesawat masih tinggi.

Pasalnya, 40 persen biaya operasional penerbangan berasal dari pembelian bahan bakar avtur sehingga kenaikan harga avtur yang terjadi saat ini mempengaruhi total biaya operasi penerbangan.

Seperti diketahui, harga avtur saat ini cenderung naik akibat kondisi sosial politik global seperti perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Hamas.

Baca juga: Penghapusan TBA Tiket Pesawat Ditolak, Dirut Garuda Usul Ini

Sebagai informasi, harga avtur saat ini cenderung naik akibat kondisi sosial politik global seperti perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Hamas. 

Budi mengatakan maskapai Indonesia tengah kekurangan armada pesawat untuk dioperasikan mengangkut penumpang, dari semula sebanyak 650 pesawat kini hanya 400 pesawat yang beroperasi.

Padahal jumlah penumpang telah meningkat setelah pandemi namun karena ketersediaan pesawat kurang, maka industri tidak bisa melayani kebutuhan dengan maksimal. Adapun kondisi keterbatasan pesawat yang beroperasi ini tidak hanya dialami oleh industri penerbangan dalam negeri tetapi juga secara internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com