Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Usulan Penghapusan TBA Tiket Pesawat dari Kacamata Bos Maskapai

Kompas.com - 03/11/2023, 19:12 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Citilink Indonesia menanggapi usulan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) agar pemerintah menghapus tarif batas atas (TBA) tiket pesawat.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penghapusan TBA ini akan membuat maskapai lebih leluasa menetapkan harga tiket. Namun bukan berarti maskapai akan menggunakan kesempatan ini untuk meraup untung sebesar-besarnya.

Justru dia bilang, masyarakat menjadi memiliki lebih banyak pilihan dalam menggunakan moda transportasi publik lantaran harga tiketnya akan lebih bervariasi.

Baca juga: INACA Usul Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Dihapus

"Saya tidak ingin bahwa kemudian dikesankan kita mencari untung, tapi biarkan pasar yang memilih. Yang penting buat kita adalah publik. Masyarakat dapat pilihan kan, pilihan itu antara maskapai mau naik Garuda, naik Citilink, atau yang lain monggo," ujarnya di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (2/10/2023).

Masyarakat juga bebas memilih moda transportasi lain jika merasa harga tiket pesawat mahal dan tidak sesuai dengan kemampuannya.

Menurut dia, kenaikan harga tiket pesawat tidak akan berdampak besar terhadap masyarakat Indonesia. Pasalnya, pengguna angkutan udara di Indonesia hanya sekitar 5 juta orang dari 273 juta penduduk Indonesia

Di sisi lain, maskapai tentu tidak akan mematok harga tiket pesawat setinggi mungkin karena maskapai tidak ingin penumpangnya memilih maskapai atau moda transportasi lain.

"Bukan tidak apa-apa (masyarakat beralih dari pesawat), kita harus kasih masyrakat pilihan. Maskapai juga harus tahu diri kalau ternyata kemahalan terus enggak ada yang mau naik, mungkin terlalu mahal," ucapnya.

Kendati demikian, dia mengakui, dengan adanya penghapusan TBA ini akan berpotensi membuat pergeseran penggunaan pesawat ke moda transportasi lain. Namun dia yakin pesawat memiliki keunggulan dari sisi kecapatan dibandingkan moda transportasi laut maupun darat.

"Saya yakin akan ada pergerakan memang. tapi pesawat harus menawarkan sesuatu yang berbeda, salah satunya kecepatan," tukasnya.

Pada kesempatan yang sama, CEO Citilink Indonesia Dewa Kadek Rai berharap usulan penghapusan TBA tersebut dapat direalisasikan oleh pemerintah sehingga besaran harga tiket pesawat diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar. Namun dia memastikan, penghapusan TBA ini tidak membuat maskapai semena-mena mematok harga tiket pesawat tinggi.

"Kami sih mengharapkan itu (terealisasi). Mekanisme pasar tidak berarti kita akan menaikan harga tiket itu semena-mena, enggak sih," ujar Kadek Rai pada kesempatan yang sama.

Justru dengan dilepasnya harga tiket pesawat ke mekanisme pasar, hal ini bisa membuat harga tiket pesawat lebih kompetitif. Pasalnya, besaran harga tiket yang sesuai mekanisme pasar ini akan mengikuti permintaan dan penawaran penumpang.

"Mekanisme pasar tetap harus ada supply and demand. Kalau supplynya berlebih tentunya kita pasti akan menyesuaikan harganya karena begitu suplai berlebih pasti harga itu akan bersaing kan," tambahnya.

Yang penting, kata dia, pemerintah tetap mengatur tarif batas bawah (TBB) tiket pesawat agar meski harga tiket bersaing, maskapai tetap bisa memenuhi biaya dasar atau basic safety cost.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com