JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang bangkrut paling banyak berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Ketua Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, selain Jawa Barat, daerah lain yang kerap menjadi lokasi BPR bangkrut yakni Sumatera Barat dan Jawa Timur.
"Tapi yang paling besar selama ini ada di Jawa Barat," kata dia usai acara Malam Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia, Jumat (15/12/2020).
Baca juga: OJK Gembok Pembukaan Izin Usaha Baru untuk BPR
Untuk mengatasi BPR yang bangkrut tersebut LPS setiap tahun mengalokasikan sumber daya manusia yang terukur.
Purbaya menerangkan, setiap tahun LPS menyiapkan 1 tim penanganan untuk bank sistemik, 1 tim untuk bank umum, dan 12 tim untuk BPR.
"Jadi tenaga kerja kami cukup untuk melakukan itu, alokasi tim, kami riset seperti itu," imbuh dia.
Hingga akhir tahun, LPS memprediksi belum akan ada lagi BPR yang dinyatakan ditutup atau bangkrut.
Namun, LPS tak menyangkal jika masih ada BPR yang diperiksa dan menjalani uji kelayakan (due diligence) saat ini.
"Tapi tergantung OJK, kalau dia kasih kita beresin," tutup dia.
Baca juga: Banyak BPR Tutup, Bos LPS: Sebagian Besar karena Mismanagement
Sebelumnya, LPS memproyeksikan jumlah BPR yang bangkrut setiap tahun masih akan berada di kisaran 7 entitas.
Hal tersebut masih dipengaruhi oleh lemahnya tata kelola dan adanya kecurangan (fraud) yang kerap terjadi di BPR.
"Jadi BPR tetap mungkin jatuh, seperti yang saya bilang, rata-rata bisa 7 BPR per tahun. Ke depan mungkin akan seperti itu," tutup dia.
Baca juga: Alasan Nama BPR Diubah Jadi Bank Perekonomian Rakyat dalam RUU P2SK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.