Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak BPR Tutup, Bos LPS: Sebagian Besar karena "Mismanagement"

Kompas.com - 26/10/2023, 08:12 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menemukan, banyaknya Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang tutup disebabkan oleh masalah tata kelola bisnis bank.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, BPR yang tutup justru jarang disebabkan oleh kondisi ekonomi nasional.

"Biasanya kalau BPR jatuh bukan karena ekonomi jatuh, tapi sebagian besar karena mismanagement," kata dia di Indramayu, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Masih Menarikkah Imbal Hasil Investasi di Deposito BPR?

Ia menambahkan, masalah utama BPR yang jatuh tersebut memang terutama karena adanya kecurangan (fraud) dari sisi manajemen.

Namun, ia juga tak menutup kemungkinan kalau kecurangan yang dilakukan juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.

Purbaya juga menyebutkan, setiap tahunnya LPS menemukan BPR jatuh dapat mencapai 6-7 entitas.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS Suwandi menjelaskan, salah satu masalah yang terjadi di BPR misalnya adalah adanya kredit topengan.

Artinya, pengajuan kredit dengan menggunakan nama orang lain dan uangnya dikuasai atau digunakan seluruhnya oleh orang lain yang bukan debitor.

Untuk memperbaiki tata kelola dan manajemen BPR, LPS berencana meluncurkan sistem teknologi untuk mengawasi Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di seluruh Indonesia.

Sistem IT tersebut harapannya akan membantu BPR memperbaiki sisi manajemennya. Pasalnya dalam beberapa kasus, manajemen tata kelola yang buruk membuat BPR mengalami keruntuhan dan terpaksa tutup.

Baca juga: Cerita Nasabah BPR KRI yang Dapat Jaminan Simpanan dari LPS

Sistem teknologi yang akan diluncurkan LPS juga akan membantu pengawasan terhadap BPR. Dengan teknologi tesebut, LPS memiliki kemampuan untuk mengawasi BPR setiap waktu.

Rencananya, sistem teknologi khusus BPR tersebut akan diluncurkan pada awal 2025. LPS sendiri menggelontorkan sekitar Rp 200 miliar untuk membangun sistem IT untuk BPR tersebut.

Adapun, setahun ke depan LPS akan mempelajari dan melakukan uji coba atas sistem yang sedang dibangun tersebut.

Sebelumnya, LPS juga menilai ruang tumbuh BPR masih sangat besar. Kehadiran BPR dinilai penting untuk menggarap segmen masyarakat yang masih terjerat oleh renternir.

Baca juga: Tangani Klaim Tutupnya BPR KRI, LPS: Ini Salah Satu Kasus BPR Terbesar dalam 15 Tahun Terakhir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com