Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bantah Food Estate Gunakan Pot, Mentan Amran: Itu Hanya pada Benih Percobaan

Kompas.com - 22/12/2023, 09:51 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membantah tudingan pemberitaan media masa yang menyebutkan adanya tanaman jagung dengan media tanam pot atau polybag

Dia mengatakan, tudingan tersebut dapat dibuktikan dengan mendatangi lokasi secara langsung.

"Ada informasi katanya jagung ditanam di pot. Saya minta coba tunjukkan potnya. Katanya ada yang pakai pot di sebelah mana itu," ujarnya saat menghadiri pembinaan penyuluh di Lampung, Rabu (20/12/2023).

Amran mengatakan, penggunaan pot hanya dilakukan pada benih percobaan agar mengetahui kondisi iklim dan seberapa besar pertumbuhan jagung yang akan ditanam. 

Penggunaan benih percobaan itu hanya dilakukan di beberapa pot karena benih yang lain tetap menggunakan media tanah secara langsung.

Baca juga: Mitigasi Dampak Perubahan Iklim, Kementan Salurkan Bantuan Benih Kopi ke Pekebun Maluku Tenggara

"Itu untuk percobaan saja agar kita mengetahui kondisi iklim dan benih yang akan ditanam. Itu yang diambil gambarnya,” katanya dalam siaran pers. 

Amran pun meminta semua pihak untuk mengubah mindset dan karakter agar Indonesia bisa menjadi negara super power dan tidak diisi pecundang yang suka melempar fitnah. 

Untuk diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebelumnya fokus mengembangkan jagung pada lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kolaborasi kedua lembaga itu cukup gesit karena jagung yang ditanam sudah tumbuh setinggi orang dewasa.

"Jagungnya tumbuh subur dan pola tanamnya langsung di tanah. Tidak benar kalau ada yang mengatakan penanaman di polybag. Mari hindari berpolemik," terang Amran.

Baca juga: Lewat Gertap, Kementan Kolaborasikan Pertanian Kopi-Jagung

Mantan Mentan periode 2014–2019 itu menabahkan, transformasi teknologi pertanian sudah maju sehingga cara berpikir pertanian tradisional harus diubah. Apalagi, teknologi tersebut diterapkan pada lahan marginal.

Sebagai informasi, luas lahan food estate Gunung Mas mencapai 600 hektar (ha). 

Pengembangan dan penanaman jagung dilakukan secara berkelanjutan dengan penerapan teknologi dan inovasi pertanian serta pelibatan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang mumpuni.

Amran mengatakan, kolaborasi Kementan dan Kemenhan mampu membuat lahan wilayah food estate menjadi tumbuh subur sehingga pada Januari mendatang diperkirakan sudah dapat dilakukan panen.

"Kami yakin dengan kolaborasi ini Indonesia mampu menapaki swasembada pada masa yang akan datang. Insyaallah semuanya berjalan dengan baik," jelasnya.

Baca juga: Lewat Gerakan LTT, Kementan Optimalkan Lahan dengan Integrasi Kelapa dan Jagung

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com