“Kami berinisiatif membawa hasil studi ini sebagai bahan diskusi untuk memperkuat kolaborasi dengan para akademisi serta Dinas Pariwisata daerah, agar praktisi pariwisata serta UMKM dapat menggali lebih dalam peluang peningkatan kualitas serta pertumbuhan pariwisata di setiap daerah,” kata Caesar.
Studi dampak sosial-ekonomi juga menyoroti dampak Traveloka yang memungkinkan para mitranya di Indonesia untuk membuka akses ke pasar global baru dan berinovasi untuk mendiversifikasi aliran pendapatan.
Sebanyak 86 persen pelaku usaha yang berpartisipasi dalam studi ini setuju bahwa Traveloka terbukti membantu mempercepat pertumbuhan bisnis di sektor Travel & Tourism, Food & Beverages, dan Lifestyle.
Baca juga: Traveloka Raih Penghargaan Kemendikbudristek 2023
Para responden menyampaikan, mengalami rata-rata pertumbuhan penjualan sebesar 50 hingga 75 persen setelah bermitra dengan Traveloka.
Selain itu, Traveloka juga berperan menjadi katalisator mempromosikan bisnis lokal dan inklusi sosial di industri perjalanan dan pariwisata sehingga meningkatkan visibilitas bisnis, aktivitas pariwisata lokal, serta menghidupkan kembali minat dan apresiasi warisan budaya.
Studi mencatat sebesar 67 persen pelaku usaha yang berbasis di destinasi yang belum banyak dikenal melaporkan adanya tren kenaikan positif kunjungan ke bisnisnya setelah bermitra dengan Traveloka.
Traveloka juga memperkenalkan standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) kepada mitra bisnis lokal. Komitmen Traveloka untuk berkontribusi lebih lanjut pada pariwisata berkelanjutan terwujud melalui kemitraan strategis dengan berbagai institusi dan lembaga terkemuka seperti GSTC.
Baca juga: Traveloka: Transaksi Penerbangan ke Destinasi Internasional Termasuk Eropa Naik 4 Kali Lipat
Sejak 2022, Traveloka mengadakan pelatihan sertifikasi GSTC bagi pelaku pariwisata, terutama para mitra di industri akomodasi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya