Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir Muhaimin Tak Paham Pertanyaan Sendiri, Gibran: Mungkin Dapat Contekan dari Tom Lembong

Kompas.com - 21/01/2024, 22:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyindir cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang dianggap tak memahami pertanyaan yang dilontarkan sendiri.

Ia bahkan menyebut Muhaimin hanya sekedar bertanya berdasarkan contekan yang diberikan Thomas Trikasih Lembong, atau yang akrab disapa Tom Lembong.

Tom merupakan Co-Captain Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin).

Baca juga: Sebut Kenaikan Dana Desa Sukses, Cak Imin Bakal Anggarkan Rp 5 Miliar Per Desa

Sindiran itu disampaikan Gibran kepada Cak Imin dalam debat ke-4 Pilpres di Senayan JCC, Minggu (21/1/2024).

Mulanya, dalam sesi tanya jawab, Muhaimin bertanya kepada Gibran bagaimana strategi paslon nomor 2 dalam mendorong pembangunan Indonesia yang terdiri dari berbagai bioregional agar cita-cita keadilan sosial terwujud.

"Bagaimana strategi Anda melaksanakan pembangunan berbasis bioregional itu agar keadilan iklim terjaga, keadilan sosial terwujud, keadilan ekologi terlaksana dengan baik, keadilan antar-generasi juga terwujud, sekaligus keadilan sosial?" tanya Muhaimin kepada Gibran.

Gibran menjawab, langkah yang dilakukan dengan pembangunan yang tidak lagi "Jawa sentris" atau berpusat di Pulau Jawa, melainkan "Indonesia sentris" sehingga pembangunan merata.

Paslon nomor urut 2 akan melanjutkan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur jika terpilih dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Mahfud MD Bangga, Orang Madura Jadi Pelopor Ekonomi Hijau

Gibran meyakini, pembangunan IKN bakal mendorong pemerataan pembangunan di Indonesia.

"Kemarin Gus Muhaimin menolak IKN, tidak apa-apa, akan kita lanjutkan dan akan kita perkuat IKN itu," kata dia.

Selain melanjutkan IKN, Gibran akan mendorong pembangunan dengan memperhatikan aspek lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Dengan demikian, pembangunan harus dijalankan dengan menjaga keseimbangan alam serta melibatkan pelaku usaha lokal dan masyarakat lokal.

"Jadi harus menjaga keseimbangan alam, pastikan sekali lagi analisa lingkungan, sustainability report bisa tersajikan dengan baik, dan pastikan menggandeng pengusaha lokal, UMKM lokal. Jadi tidak besar sendiri tapi ikut membesarkan yang lain," terang Gibrang.

Namun, Muhaimin menilai Gibran tak menjawab pertanyaannya.

Menurut dia, dalam undang-undang disebutkan bahwa bioregional bukan sekadar wilayah politik dan administrasi, tetapi juga terkait ekosistem lingkungan dan komunitas masyarakat.

Oleh karena itu, pembangunan perlu dilakukan dengan memperhatikan semua aspek itu.

Baca juga: Cak Imin Janjikan Kerek Dana Desa Jadi Rp 5 Miliar agar Desa Tidak Ditinggalkan

"Sehingga, Papua misalnya, jangan pernah salah dalam membangun Papua yang harus berbasis pemerataan dan keadilan yang sempurna. Maluku, misalnya dengan kekuatan maritimnya, menjadi bioregional untuk pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan. Jawa misalnya, keberlanjutan pembangunan yang menumbuhkan potensi ekonomi," papar Muhaimin.

Gibran pun menyebut, tanggapan Muhaimin atas jawabannya sama saja dengan hal yang dipaparkannya, yaitu pemerataan pembangunan dengan menjadi "Indonesia sentris".

Dia bilang, melanjutkan proyek IKN merupakan bagian dari transformasi untuk pembangunan di wilayah lainnya, termasuk Papua ke depannya.

"Intinya sekali lagi pembangunan tidak boleh lagi Jawa sentris harus lebih memperhatikan masyarakat, terutama yang ada di luar Jawa biar bisa merasakan akses konektivitas yang lebih baik lagi, menurunkan inflasi, menurunkan gini rasio, meningkatkan peluang kerja, menumbuhkan titik pertumbuhan ekonomi baru. Itu tadi kan sudah saya jawab," kata Gibran.

"Mungkin Gus Muhaimin juga tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan ke saya. Mungkin tadi itu kan, dapat contekan itu dari Pak Tom Lembong, mungkin ya," tutup Gibran sembari menyinggung Cak Imin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com