PROYEK Strategis Nasional (PSN) telah menjadi fokus utama dalam upaya pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, dampaknya tidak terbatas pada skala nasional saja, melainkan juga memberikan implikasi signifikan bagi masyarakat pesisir yang secara inheren terkait dengan kehidupan maritim.
Oleh karena itu, pemahaman mengenai dampak PSN terhadap masyarakat pesisir menjadi krusial untuk mengevaluasi potensi konsekuensi yang dapat muncul, baik dari segi ekonomi, lingkungan, sosial, maupun budaya.
Mempertimbangkan hal ini karena wilayah pesisir sering kali menjadi titik fokus kemiskinan di Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik, pada 2022, terdapat sekitar 17,74 juta jiwa penduduk miskin di wilayah pesisir Indonesia, di mana 3,9 juta jiwa di antaranya mengalami kemiskinan ekstrem.
Dari total populasi miskin di Indonesia pada periode tersebut, yang mencapai 26 juta jiwa, wilayah pesisir berkontribusi sebesar 68 persen.
Salah satu mata pencaharian utama bagi penduduk wilayah pesisir adalah melalui sektor perikanan tangkap. Nelayan, yang merupakan tulang punggung sektor ini, umumnya merupakan bagian dari kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Namun, dalam konteks PSN, pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan sistem transportasi dapat berdampak pada aktivitas perikanan tangkap dan penghidupan nelayan.
Peningkatan aktivitas konstruksi serta ekspansi pelabuhan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan mengurangi hasil tangkapan ikan, sehingga mengancam pendapatan nelayan dan memperburuk kemiskinan di wilayah pesisir.
Oleh karena itu, penilaian mendalam terhadap dampak PSN terhadap sektor perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan di wilayah pesisir menjadi kebutuhan mendesak.
Bukan itu saja dampak utama PSN terhadap masyarakat pesisir. Proyek-proyek seperti pembangunan pelabuhan, dermaga, jaringan transportasi laut, dan instalasi energi laut dapat meningkatkan konektivitas antara wilayah pesisir dan pusat-pusat ekonomi nasional maupun internasional.
Hal ini dapat membuka peluang baru untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Namun, pembangunan infrastruktur maritim juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan laut dan ekosistem pesisir. Peningkatan aktivitas manusia di sekitar pelabuhan dan dermaga dapat menyebabkan pencemaran air dan kerusakan terumbu karang.
Selain itu, pembangunan infrastruktur maritim juga dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat pesisir.
Kehadiran pelabuhan baru, atau dermaga besar, dapat mengubah pola migrasi dan distribusi penduduk di wilayah pesisir. Hal ini bisa berdampak pada dinamika sosial, termasuk pertumbuhan ekonomi, kesenjangan sosial, dan stabilitas politik di masyarakat pesisir.