Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup eFishery Masih Andalkan "Fintech Lending" Jadi Mitra Pembiayaan

Kompas.com - 31/05/2024, 14:14 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Startup akuakultur eFishery mengatakan, saat ini sumber dana program pembiayaan untuk nelayan dan pembudidaya ikan bernama Kasih Bayar Nanti (Kabayan) masih didominasi oleh fintech peer-to-peer (p2p) lending. Pembiayaan tersebut dilakukan melalui ekosistem yang utuh sehingga menghindari adanya kasus gagal bayar.

CEO and Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, saat ini pihaknya tidak melihat adanya masalah terkait kemampuan bayar dari nelayan atau pembudidaya ikan dari pembiayaan yang dilakukan.

"Track record yang ada di eFishery, non performing loan (NPL) kami hanya ada di angka 1 koma sekian, dari Kabayan hanya segitu," kata dia ketika ditemui usai acara Penandatanganan Pemberian Pinjaman Hijau dan Pinjaman Sosial oleh PT Bank HSBC Indonesia kepada eFishery, Jumat (31/5/2024).

Baca juga: Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Ia menjelaskan, pembiayaan melalui fintech p2p lending merupakan sebuah inovasi yang mendukung akses dana ke nelayan dan pembudidaya ikan di eFishery. Pasalnya, sebelum ada pembiayaan lewat Kabayan, nelayan dan pembudidaya ikan mengakses pinjaman dari rentenir atau tengkulak.

"Harus lewat rentenir atau tengkulak yang biayanya mahal, bisa 40-60 persen per tahun, dan itu pembiayaan produktif," imbuh dia.

Namun begitu, kerja sama dengan fintech p2p lending memberikan kemudahan sehingga nelayan dan tengkulak bisa mengakses pembiayaan secara formal melalui lembaga keuangan.

Adapun, untuk menghindari adanya gagal bayar di sektor ini, Gibran bilang pihaknya terus membangun ekosistem dari hulu ke hilir. Artinya, selain menyalurkan pembiayaan, eFishery juga memberikan pendampingan untuk memastikan usaha mitra berjalan dengan lancar.

"Jadi tidak hanya memberikan pembiayaan lalu dilepas. Jadi kami memang memastikan proses budidaya berjalan maksimal dan produktif. Itu kami pastikan," terang dia.

Lebih lanjut, dari sisi ekosistem eFishery juga siap membeli hasil panen dari nelayan dan pembudidaya ikan ketika ada hambatan dalam produksi. Dengan demikian ekosistem eFishery dapat terbentuk dengan sehat dan menghindarkan nelayan dan pembudidaya ikan dari gagal bayar dalam pembiayaan.

"Mudah-mudahan dengan apa yang terjadi dengan fintech p2p lending terutama yang ada di sektor produksi itu, tidak membuat publik ada persepsi buruk terhadap sektornya. Kalau sektornya tidak didukung, bagaimana mau tumbuh," tandas dia.

Startup akuakultur eFishery sendiri menjalin kerja sama dengan beberapa fintech lending seperti KoinWorks, Amartha, KreditPro, iGrow, dan Investree.

Sebagai informasi, beberapa fintech p2p lending terutama sektor produktif memang sedang mendapatkan banyak sorotan karena banyaknya kasus gagal bayar yang terjadi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan telah mencabut izin fintech p2p lending yang fokus pada petani bernama PT Tani Fund Madani Indonesia atau Tani Fund pada 8 Mei 2024.

Selain itu, OJK juga melakukan pengawasan kepada PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) yang juga sedang menjalani penyelesaian pendanaan bermasalah.

Baca juga: Perilaku Petugas Penagihan Fintech Lending Paling Banyak Diadukan Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com