Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengawali April, IHSG dan Rupiah Kompak Melemah Pagi Ini

Kompas.com - 01/04/2024, 09:53 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (1/4/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.06 WIB, IHSG berada pada level 7.268,09. IHSG melemah 20,7 poin atau 0,28 persen dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.288,81.

Sebanyak 174 saham melaju di zona hijau dan 208 saham di zona merah. Sedangkan 187 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 616,5 miliar dengan volume 955,42 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, kebijakan full call auction yang diterapkan pekan lalu, membuat investor lebih hati-hati dalam memilih saham.

Secara teknikal IHSG berhasil mempertahankan support MA60 pada perdagangan akhir pekan lalu, dimana sekaligus terbentuknya pola hammer memberikan indikasi daya beli yang kuat.

“Kondisi ini membuka peluang untuk rebound di awal pekan bulan April ini. Kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak dalam kecenderungan menguat, pada range 7.280 sampai 7.377,” kata William dalam analisisnya.

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Shanghai Komposit 0,86 persen (26,2 poin) ke posisi 3.067,45, dan Strait Times menguat 0,49 persen (15,6 poin) pada level 3.239,65. Sementara itu, Nikkei melemah 1,2 persen (513,39 poin) ke posisi 39.856.

Baca juga: IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Rupiah melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.03 WIB rupiah berada pada level Rp 15.882 per dollar AS.

Rupiah melemah 26 poin atau 0,16 persen dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.856 per dollar AS.

 

Ilustrasi uang rupiah. SHUTTERSTOCK/PUTRADIGITALID Ilustrasi uang rupiah.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun rupiah melemah di awal sesi, tren rupiah hari ini menguat.

Penguatan rupiah didukung oleh data indikator inflasi AS yang lebih rendah dari sebelumnya, dan laporan data manufaktur PMI China yang menunjukkan pertumbuhan di level 50,8 di mana bulan sebelumnya dirilis kontraksi di level 49,1.

Baca juga: IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

“Hasil dari China ini bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko termasuk nilai tukar emerging markets. Rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dollar AS hari ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Namun, tekanan dollar AS terhadap rupiah kelihatan masih cukup tinggi. Ketegangan geopolitik masih bisa mendorong sebagian pelaku pasar masuk ke aset aman dollar AS.

Dari dalam negeri, potensi inflasi ke depan dengan wacana kenaikan PPN dan defisit transaksi berjalan  juga membebani rupiah yang bisa menahan penguatan rupiah lebih lanjut.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke arah Rp 15.800 per dollar AS dan potensi pelemahan ke arah Rp 15.900 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com