IHSG Ditutup Merosot 70 Poin Tinggalkan Level 7.200, Rupiah Melemah

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/4/2024). Demikian juga dengan rupiah yang melemah pada penutupan perdagangan pasar spot.

IHSG ditutup pada level 7.166,84 atau turun 70,1 poin (0,97 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.236,98.

Mengutip RTI, sebanyak 194 saham melaju di zona hijau dan 397 saham di zona merah. Sedangkan 194 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 13,3 triliun dengan volume 17,9 miliar saham.

Baca juga: IHSG berakhir di Zona Hijau, Rupiah Merah

Top losers yang menekan IHSG antara lain Ciputra Development (CTRA) yang ambles 5,2 persen ke level Rp 1.260 per saham. Trascoal Pacific (TCPI) yang turun 5 persen ke posisi Rp 7.500 per saham. Kemudian Bank Neo Commerce (BBYB) yang melemah 5 persen ke level Rp 264 per saham.

Adapun jajaran top gainers yang menopang indeks dari kejatuhan dari dalam di antaranya, Petrosea (PTRO) yang melesat 6,3 persen ke level Rp 4.350 per saham. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) yang melonjak 6 persen ke posisi Rp 7.475 per saham. Serta Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul (SIDO) yang naik 5,7 persen ke level Rp 640 per saham.

Bursa Asia merah dengan penurunan Strait Times 0,7 persen (25 poin) ke level 3.222,6, Nikkei melemah 0,97 persen (387 poin) ke posisi 39.451,89, Hang Seng Hong Kong melemah 1,2 persen (206,4 poin) ke level 16.725,09, dan Shanghai Komposit terkoreksi 0,18 persen (5,6 poin) ke posisi 3.069,3.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kembali melemah. Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup pada level Rp 15.920 per dollar AS atau turun 23 poin atau 0,14 persen dibandingkan dengan sebelumnya pada level Rp 15.897 per saham.

Sementara itu, mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Rabu (3/4/2024) pada level Rp 15.923 per dollar AS, atau menguat dibanding Selasa (2/4/2024) pada level Rp 15.934 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Tertekan Hingga Dekati Rp 16.000 per Dollar AS, BI Beberkan Penyebabnya