Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Mata Uang Jepang, Sejarah, dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Kompas.com - 03/04/2024, 12:21 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Nama mata uang Jepang adalah yen. Untuk konversi mata uang Jepang ke rupiah saat ini yakni sekitar 105. Artinya setiap 1 yen sama dengan Rp 105.

Mengutip laman Britanica, yen dibagi menjadi 100 sen dan menjadi 1.000 rin hingga tahun 1954. Namun kemudian pecahan kecilnya atau rin dihapuskan dari peredaran, sementara sen tetap dipertahankan atau dikenal dengan koin Jepang.

Meskipun mengalami kehancuran besar selama Perang Dunia II, Jepang menikmati keajaiban ekonomi pada paruh kedua abad ke-20, ketika yen menjadi salah satu mata uang internasional, menantang dominasi pound sterling dan dolar di pasar internasional.

Simbol mata uang negara Jepang adalah ¥. Yen kini bahkan menjadi salah satu mata uang dunia selain dollar AS, euro, yuan, dan pound sterling.

Baca juga: Urutan 10 Mata Uang Tertinggi di Dunia, Dollar AS Peringkat Ke-10

Sejarah mata uang Jepang yen

Nama yen berasal dari istilah kuno untuk koin bulat Tiongkok (yuan). Mata uang negara Jepang pertama kali dicetak pada tahun 1869, setelah Restorasi Meiji, yen resmi diadopsi sebagai unit dasar uang dalam reformasi moneter tahun 1871.

Pada tahun itu pemerintah menghentikan pertukaran uang klan, uang kertas yang dikeluarkan dan diedarkan oleh penguasa feodal sejak akhir zaman abad ke-16. Apa mata uang Jepang di era Tokugawa?

Selama periode Tokugawa, total ada 1.694 denominasi uang yang diterbitkan oleh 244 klan yang jadi penguasa feodal di Jepang.

Lalu pada tahun 1879 terjadi penggantian uang kertas klan dengan uang kertas pemerintah berbasis yen telah selesai.

Baca juga: Apa Mata Uang Thailand?

Bank of Japan memiliki izin eksklusif untuk menerbitkan uang kertas dan koin Jepang. Uang kertas diterbitkan dalam pecahan mulai dari 1.000 hingga 10.000 yen.

Simbol dan gambar mata uang Jepang

Bagian depan gambar mata uang Jepang berisi gambar tokoh budaya penting dalam sejarah negara itu. Simbol mata uang Jepang bervariasi sesuai dengan nominalnya.

Misalnya, ahli bakteriologi Hideyo Noguchi (1876–1928) muncul pada uang kertas 1.000 yen, penulis Murasaki Shikibu yang menulis Genji monogatari (Kisah Genji) dianggap sebagai salah satu novel tertua di dunia, bernilai uang kertas 2.000 yen.

Kemudian gambar mata uang Jepang lainnya yakni penulis serta pendidik Fukuzawa Yukichi (1835–1901), yang merupakan salah satu tokoh non-pemerintah paling berpengaruh di Jepang, tercantum dalam uang kertas 10.000 yen. Denominasi koin Jepang berkisar dari 1 hingga 500 yen.

Baca juga: Nama Mata Uang Inggris Saat Ini dan Sejarah Lengkapnya

Apa mata uang Jepang saat ini, tentu saja adalah yen. Ada dua jenis mata uang negara Jepang, yakni kertas dan koin Jepang.Wikimedia/Misogi Apa mata uang Jepang saat ini, tentu saja adalah yen. Ada dua jenis mata uang negara Jepang, yakni kertas dan koin Jepang.

Mata uang Jepang ke rupiah

Nah mata uang Jepang ke rupiah selalu berfluktuasi sesuai dengan permintaan dan penawaran. Per April 2024, 1 yen setara dengan Rp 105.

Beberapa faktor yang berpengaruh seperti kondisi pasar global, kebijakan moneter, dan faktor-faktor lainnya seperti perdagangan dari kedua negara. Jadi sudah tahu kan apa mata uang Jepang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com