Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khusus H+2 Lebaran, Kereta Api Jadi Moda Angkutan Umum "Terlaris"

Kompas.com - 13/04/2024, 10:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sementara itu, untuk pergerakan orang yang menggunakan sepeda motor keluar dan masuk Jabodetabek pada H2 Lebaran tercatat sebanyak 837.695 kendaraan dan 1.675.390 orang. Angka tersebut naik 25,71 persen dibanding pergerakan normal harian pada tahun 2024.

Sementara jika dibandingkan dengan tahun 2023, terjadi kenaikan sebesar 0,32 persen yakni 835.021 kendaraan dan 1.670.042 orang.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

• Motor yang keluar Jabodetabek sebanyak 428.171 kendaraan dan 856.342 orang. Jumlah ini mengalami kenaikan 7,28 persen dibanding tahun lalu, yakni 399.125 kendaraan dan 798.250 orang. Sementara jika dibanding dengan pergerakan normal harian pada tahun 2024, jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 38,56 persen

• Motor yang masuk Jabodetabek sebanyak 409.524 kendaraan dan 819.048 orang. Jumlah ini mengalami penurunan 6,05 persen dibanding tahun lalu, yakni 435.896 kendaraan dan 871.792 orang.

Sementara jika dibanding dengan pergerakan normal harian pada tahun 2024, jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 13,69 persen.

Baca juga: Jasa Marga Catat 1,7 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+2 Lebaran

Di samping itu, Adita juga mengatakan, berdasarkan data dari ASDP pada H+2 Lebaran, di Pelabuhan Bakauheni telah menunjukkan pergerakan arus balik dari kendaraan roda empat.

Ia berharap agar operator penyeberangan dan stakeholder terkait lainnya dapat mengantisipasi kepadatan kendaraan pada arus balik Lebaran.

Adapun terkait insiden kecelakaan yang melibatkan kereta api dan minibus di perlintasan tanpa palang pintu di daerah Brebes, Jawa Tengah, Adita meminta pihak KNKT dan Kepolisian melakukan investigasi secara mendalam.

“Saya berharap, semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tuturnya.

Lebih lanjut, Adita menyoroti sebaran debu abu vulkanik dari beberapa gunung di Indonesia, seperti yang berasal dari Gunung Dukono, Gunung Ibu, Gunung Marapi, Gunung Lewotobi, dan Gunung Semeru.

Menurut dia, hal tersebut menjadi atensi bagi operator bandara dan maskapai penerbangan agar mengambil langkah-langkah preventif dan menentukan tindak lanjut, baik dari sisi keselamatan maupun teknis operasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com