Kebangkitan dan keberadaan toko fisik sudah berjalan normal, hampir semua berkompetisi untuk membuat konsumen belanja. Para peritel menjadikan toko fisik dan online sebagai solusi belanja baru.
Tingkat persaingan menjadi semakin tinggi, bukan saja dengan sesama peritel di toko fisik, tapi juga dengan pemain lain di platform online.
Opsi bagi konsumen untuk belanja semakin banyak. Tidak ada yang tahu apakah konsumen yang sama yang datang ke toko akan melakukan belanja di toko fisik, di toko online atau malah belanja di toko sebelah.
Konsumen kembali mendatangi toko fisik untuk cuci mata sekaligus berekreasi bersama teman dan keluarga.
Pengunjung pusat perbelanjaan semakin ramai, apalagi di akhir minggu dan menjelang hari raya. Pastinya tempat yang selalu ramai dan pengunjung benar-benar melakukan pembelian adalah di tempat makan, sedangkan di toko ritel pembelian belum tentu terjadi.
Penjualan secara umum pasti meningkat dibandingkan masa "new normal", tapi belum sesuai target penjualan yang sudah ditetapkan. Mengapa?
Konsumen Indonesia sekarang sudah lebih pintar, mereka melakukan webrooming dan showrooming, mereka melakukan riset sebelum membeli.
Di toko fisik mereka melihat, memegang dan mencoba barang. Namun, untuk membeli, mereka membandingkan mana yang lebih menguntungkan: antara di toko online atau toko fisik atau di toko sebelah.
Riset ini juga mereka lakukan dengan melakukan browsing sebelum datang ke toko atau bahkan saat di dalam toko. Keputusan akhir konsumen untuk membeli tergantung dari nilai lebih apa yang bisa didapatkan oleh mereka, baik di toko online maupun di toko fisik.
3. Konsumen Indonesia menjadi pembeli pintar
Fenomena di atas menunjukan konsumen Indonesia sudah menjadi konsumen pintar. Mereka sudah menjadi konsumen yang telah beradaptasi dengan teknologi, konsumen yang mencari nilai lebih, dan konsumen yang mencari kemudahan.
Pertanyaan dan pernyataan bermunculan di benak konsumen, seperti apa untungnya buat saya? Kenapa saya harus belanja di sini?
Saya sudah punya langganan online terpercaya, toko langganan saya bisa kasih saya layanan lebih dengan antarjemput.
Produk di tempat lain lebih bagus dan harganya mirip, saya nemu merek lokal dengan kualitas yang bagus dan tahan lama, dan berbagai pemikiran lainnya yang membuat mereka menjadi konsumen pintar.
Mereka sudah mengerti bagaimana membelanjakan uangnya dengan lebih efektif sesuai keperluan dan kebutuhan, mereka lebih mengerti nilai sebuah brand, mereka mencari hal lain di luar harga.
Mereka sadar dengan memanfaatkan teknologi, mereka bisa mendapatkan yang terbaik, mereka memilih dan memisahkan apa yang mereka perlu.
Kebutuhan umum di rumah yang biasa mereka pakai lebih sering dibeli secara online karena sudah tahu kualitas produknya. Mereka tidak perlu menyiapkan waktu khusus hanya untuk mencari barang yang sama.
Kebutuhan lain yang lebih khusus seperti pakaian, elektronik, sepatu; mereka merasa perlu untuk melihat dan membeli langsung secara offline.
4. Konsumen Indonesia lebih menghargai merek
Konsumen Indonesia lebih mengerti nilai lebih yang bisa dapatkan jika membeli barang yang brand-nya lebih jelas.