"Terlihat dari pertumbuhan yang terjaga di kisaran 5 persen, inflasi yang berada di rentang target Bank Indonesia, neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus, cadangan devisa yang memadai, serta masih tersedianya ruang fiskal," kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (17/4/2024).
Ke depan, bantalan (buffer) untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan di tengah potensi eskalasi konflik di Timur Tengah dinilai masih cukup memadai. Hal tersebut dengan mempertimbangkan kondisi tingkat permodalan yang tertinggi di kawasan.
Baca juga: Kementerian ESDM Yakin Konflik Iran-Israel Tak Ganggu Cadangan BBM RI
Selain itu, risiko nilai tukar dinilai cukup terkendali dengan Posisi Devisa Netto (PDN) perbankan harian posisi awal April 2024 yang jauh di bawah threshold dengan 1,67 persen dengan threshold 20 persen dan likuiditas dalam mata uang rupiah dan valas yang masih ample.
Namun demikian, Aman bilang, OJK akan tetap mencermati perkembangan risiko pasar Lembaga Jasa Keuangan dan mencermati pembiayaan ke sektor-sektor yang memiliki exposure tinggi terkait konflik di Timur Tengah, termasuk mencermati kondisi individual LJK.
OJK meminta LJK untuk senantiasa melakukan evaluasi terkait potensi dampak transmisi dari perkembangan perekonomian global dan domestik terhadap portofolio yang dimilikinya dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan.
"OJK terus berkoordinasi dengan Anggota KSSK serta berkomitmen mengeluarkan kebijakan yang dibutuhkan secara tepat waktu," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.