Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Kompas.com - 16/05/2024, 13:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN

TOKYO, KOMPAS.com - Perekonomian Jepang mengalami kontraksi pada kuartal I 2024. Pertumbuhan ekonomi Jepang tertekan oleh melemahnya konsumsi dan permintaan eksternal.

Kondisi ekonomi Jepang ini memberikan tantangan baru bagi para pengambil kebijakan karena bank sentral berupaya untuk menaikkan suku bunga mendekati nol.

Dikutip dari CNN, Kamis (16/5/2024), data awal produk domestik bruto (PDB) dari Kantor Kabinet Jepang menunjukkan perekonomian Jepang terkontraksi 2 persen secara tahunan pada kuartal I 2024 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca juga: Bertemu Menko Airlangga, Menlu Jepang Ingin Indonesia Perkuat Kolaborasi OECD-ASEAN

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. SHUTTERSTOCK/THAPANA_STUDIO Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

Data yang direvisi ke bawah menunjukkan PDB Jepang hampir tidak tumbuh pada kuartal IV 2023.

Angka tersebut berarti kontraksi kuartalan sebesar 0,5 persen, dibandingkan 0,4 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.

Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian Jepang, turun 0,7 persen, lebih besar dari perkiraan sebesar 0,2 persen. Penurunan ini merupakan yang keempat berturut-turut, terpanjang sejak 2009.

“Perekonomian Jepang mencapai titik terendah pada kuartal pertama,” kata Yoshimasa Maruyama, kepala ekonom pasar di SMBC Nikko Securities.

Baca juga: Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

“Perekonomian pasti akan pulih pada kuartal ini berkat kenaikan upah meskipun masih ada ketidakpastian mengenai konsumsi jasa," ujar dia.

Belanja modal, yang merupakan pendorong utama permintaan swasta, turun 0,8 persen pada kuartal I 2023, dibandingkan perkiraan sebesar 0,7 persen meskipun pendapatan korporasi cukup besar.

Permintaan eksternal, atau ekspor dikurangi impor, turun 0,3 poin persentase dari perkiraan PDB kuartal I 2024.

Para pengambil kebijakan mengandalkan kenaikan upah dan pemotongan pajak penghasilan mulai Juni 2024 untuk membantu memacu konsumsi yang lesu.

 

Baca juga: Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Hambatan pertumbuhan akibat gempa bumi di kawasan Noto tahun ini dan penghentian operasional unit Toyota (TM) Daihatsu juga diperkirakan akan memudar.

Namun, penurunan tajam nilai tukar yen ke tingkat yang belum pernah terjadi sejak tahun 1990 telah memicu kekhawatiran mengenai biaya hidup yang lebih tinggi, sehingga menekan konsumsi.

Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga pada bulan Maret 2024 untuk pertama kalinya sejak tahun 2007, yang merupakan sebuah perubahan penting dari suku bunga negatif.

Meski begitu, BOJ diperkirakan akan bergerak lambat dalam melonggarkan kondisi moneter yang mudah mengingat perekonomian yang rapuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com