Sebagai gambaran dari data Potensi Desa (Podes) 2021, jumlah desa yang memiliki jalan aspal/beton yang dipimpin Kades Millenial lebih rendah dari Kades yang dipimpin generasi sebelumnya.
Jalan terluas berupa aspal/beton di desa yang dipimpin Generasi Millenial sebesar 72,2 persen atau lebih rendah dari desa yang dipimpin Generasi X sebesar 80,1 pesen.
Parahnya desa yang memiliki jalan desa berupa tanah lebih banyak dipimpin oleh generasi Millenial dibanding Generasi X. Ada 9,8 persen atau 2.341 desa yang jalan terluasnya berupa tanah.
Sementara desa yang dipimpin generasi sebelumnya kurang dari desa yang dipimpin generasi Y, sebesar 6,1 persen atau 2.104 desa.
Kedua, Generasi Milenial dan Z yang melek teknologi ternyata tidak tercermin dari pemanfaatan IT. Desa yang dipimpin Milenial lebih rendah dalam pemanfaatan komputer/PC/laptop serta pemanfaatan sistem informasi desa.
Padahal, sebagai digital native, Milenial dan Z terbiasa belajar dan menggunakan perangkat lunak baru. Kedua generasi diharapkan mudah melakukan digitalisasi pemerintahan.
Termasuk proses komunikasi internal dan eksternal, melalui obrolan, email, dan panggilan audio/video.
Gambarannya, desa yang menggunakan komputer/PC/laptop yang dipimpin generasi Millenial dan Z sebanyak 87,8 persen, sementara yang dipimpin generasi X sebanyak 91,8 persen.
Parahnya, ada 135 desa yang dipimpin Generasi Millenial, sama sekali tidak menggunakan komputer/PC/laptop.
Hal ini serupa dengan pemanfaatan dan pemutakhiran Sistem Informasi Desa (SID). Desa yang dipimpin Generasi Millenial dan memperbarui SID sebanyak 61,4 persen lebih rendah dari desa-desa yang dipimpin oleh Generasi X yang mencapai 65,4 persen.
Lebih parah lagi, sebanyak 7.397 desa yang dipimpin kades Millenial tidak ada SID.
Ketiga, kerja sama desa yang dipimpin oleh kaum Milenial lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya.
Kedua generasi ini perlu belajar dari generasi sebelumnya untuk mengawali kolaborasi. Menurut Deloitte Global 2022, Generasi Milenial dan Z memiliki tanggung jawab sosial yang krusial.
Sehingga, Kades dari generasi muda perlu peduli dengan masalah lingkungan dan politik, untuk bekerja sama dalam pembangunan desa.
Faktanya, baru sebanyak 29,3 persen yang dipimpin Generasi Millenial yang melakukan kerja sama lebih rendah dari desa yang dipimpin Generasi X sebesar 30 persen.