Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Kompas.com - 29/05/2024, 16:36 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.

Sustainable Aviation Fuel (SAF) adalah upaya mengganti bahan bakar pesawat menggunakan minyak jelantah atau used cooking oil.

"Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah atau used cooking oil dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi atau penerbangan? Hal ini ternyata sudah lumrah dilakukan di beberapa negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura," tambah dia,

Baca juga: Luhut Bantah RI Tak Peduli Lingkungan, Beberkan Bukti Upacara di Bali

Luhut mengatakan, Indonesia memiliki potensi pasokan 1 juta liter minyak jelantah tiap tahunnya di mana 95 persennya diekspor ke beberapa negara.

Ia mengatakan, pengembangan SAF ini penting lantaran berdasarkan data Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional atau IATA, Indonesia akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan dengan asumsi kebutuhan bahan bakar ini mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.

Selain itu, Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi sudah melakukan uji coba statis yang sukses dari SAF untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B. "Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil," tulis Luhut.

Luhut juga mengatakan, penciptaan nilai ekonomi melalui kapasitas produksi kilang-kilang biofuel Pertamina diestimasikan bahwa penjualan SAF secara domestik dan ekspor dapat memberikan keuntungan mencapai Rp 12 triliun per tahun.

Selain itu, kata dia, pengembangan industri SAF akan menjadi pintu masuk investasi kilang biofuel lebih lanjut dari swasta maupun BUMN.

Luhut menambahkan, seiring meningkatnya aktivitas penerbangan, emisi karbon yang dihasilkan juga akan terus bertambah. Karenanya, kata dia, intervensi untuk mengurangi emisi karbon menjadi penting.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, SAF merupakan solusi paling efektif untuk mewujudkan masa depan penerbangan yang ramah lingkungan di Indonesia.

"Sehingga upaya menciptakan Bahan Bakar Aviasi Ramah Linkungan (SAF) ini bukan hanya menjadi inovasi semata, melainkan suatu komitmen dalam upaya mengurangi emisi karbon global. Saya menargetkan setelah keluarnya Peraturan Presiden, SAF dapat kita launching selambatnya pada @baliairshow September mendatang," tulis Luhut.

Baca juga: Bahaya, Marak Minyak Jelantah Dipakai untuk Gorengan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com