Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Kompas.com - 21/06/2024, 09:36 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan, BI Rate, di level 6,25 persen dalam gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2024. Keputusan itu diambil, meskipun nilai tukar rupiah tengah tertekan dollar AS.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan sudah selaras dengan komitmen bank sentral untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Tingkat suku bunga acuan saat ini pun sudah cukup untuk mengendalikan tingkat inflasi.

"Keputusan (RDG) ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali," kata dia, dalam konferensi pers hasil RDG Juni, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Baca juga: Rupiah Tertekan, Ruang Penurunan Suku Bunga BI Masih Terbuka?

Adapun untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang sedang tertekan, Perry bilang, BI memperkuat operasi moneternya. Penguatan itu dilakukan lewat dua strategi utama.

Pertama, memperkuat struktur suku bunga di pasar uang rupiah untuk menjaga daya tarik imbal hasil dan meningkatkan aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik. Kedua, mengoptimalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) untuk menarik aliran modal asing.

Selain itu, Perry menyebutkan, bank sentral akan meningkatkan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Kemudian, penguatan strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan," ujar Perry.

BI pun mengeluarkan kebijakan makroprudensial baru, yakni Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (PRLN) untuk menarik lebih banyak modal asing. Kebijakan baru ini bakal mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang.

Baca juga: Rupiah Tertekan, Ruang Penurunan Suku Bunga BI Masih Terbuka?


Upaya terakhir yang dilakukan BI untuk menstabilkan rupiah ialah memperkuat kerja sama internasional pada area kebanksentralan, termasuk yang terkait konektivitas sistem pembayaran dan transaksi menggunakan mata uang lokal. Lewat penguatan ini, BI berupaya untuk meminimalisir penggunaan mata uang dollar AS.

Perry menekankan, jika melihat faktor fundamental yang terdiri dari tingkat inflasi, perutmbuhan ekonomi, serta neraca transaksi berjalan RI, tren nilai tukar rupiah bakal menguat. Namun, sejumlah sentimen yang berasal dari luar dan dalam negeri menjadi pemicu rupiah belakangan terdepresiasi.

"Kami masih meyakini tren nilai tukar rupiah ke depan akan menguat. Tren ya. Tren akan menguat," ucap Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com