Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Beralih ke Dollar AS, Harga Bitcoin Terperosok

Kompas.com - 22/06/2024, 10:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar kripto terpantau bergerak melemah selama beberapa hari terakhir. Salah satu pemicunya ialah beralihnya dana asing investor ke instrumen investasi terkait dollar AS, di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi.

Mengacu data CoinMarketCap, pada Jumat (21/6/2024), Bitcoin diperdagangkan di kisaran harga Rp 1,04 miliar. Nilai ini terkoreksi 3,96 persen dalam kurun waktu 24 jam terakhir, dan turun 4,73 persen dibanding posisi yang sama pekan lalu.

Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, koreksi Bitcoin salah satunya disebabkan oleh perubahan outlook suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve. Hal ini membuat dollar AS semakin kuat, di tengah tren penurunan suku bunga yang dilakukan bank sentral Uni Eropa.

Baca juga: Semakin Banyak Negara Adopsi ETF, Minat Aset Kripto Bakal Kembali Meningkat

"Kondisi tersebut membuat dollar AS menjadi instrumen yang relatif menarik untuk menyimpan nilai aset para investor," kata dia dalam keterangannya, Jumat.

"Sehingga investor cenderung memilih instrumen yang relatif lebih aman dan menghasilkan return yang cukup tinggi, dibandingkan aset kripto," sambungnya.

Lebih lanjut ia bilang, dampak perubahan outlook suku bunga The Fed pasca pertemuan FOMC Juni juga tergambar pada ETF Bitcoin Spot yang kemudian membukukan arus keluar atau netflow negatif selama 4 hari berturut-turut mulai 13 Juni hingga 18 Juni. Ini terjadi setelah ETF Bitcoin sempat membukukan rekor netflow positif beruntun selama 19 hari.

Baca juga: Jumlah Investor Aset Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta Orang Per April 2024

 

"ETF Bitcoin spot mengalami arus keluar relatif signifikan dengan total arus keluar mencapai 878,9 juta dollar AS dalam tujuh hari perdagangan terakhir, mengacu data Coinglass," tutur Fahmi.

Meskipun demikian, Fahmi menambah, meningkatnya jumlah likuiditas di AS mengindikasikan potensi aliran dana yang signifikan ke pasar kripto apabila situasi dovish atau tren penurunan suku bunga mulai terjadi. Hal itu terefleksikan dari data uang beredar dalam arti luas atau M2 yang meningkat.

"Apabila tren kenaikan likuiditas M2 yang telah terjadi sejak Februari kemudian berlanjut di saat pasar terkonsolidasi atau bahkan bearish imbas situasi suku bunga tinggi, maka gelombang dana masuk yang akan terjadi di pasar kripto berpotensi sangat besar ketika kebijakan dovish mulai diambil," ucapnya.

Baca juga: Fluktuasi Harga Kripto Sangat Tinggi, CEO Indodax: Tidak Semua Orang Bisa Jadi Trader

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com