Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deflasi 2 Bulan Berturut-turut, Sinyal Nyata Daya Beli Masyarakat Turun?

Kompas.com - 02/07/2024, 10:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks harga konsumen mengalami penurunan atau deflasi secara bulanan (month to month/mtm) pada Juni 2024. Hal ini melanjutkan deflasi pada bulan sebelumnya.

Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan, pada Juni 2024 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen secara mtm. Deflasi ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,03 persen.

"Deflasi bulan Juni 2024 ini lebih dalam dibandingkan Mei 2024, dan merupakan deflasi kedua pada tahun 2024," ujar Plt. Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi, dalam konferensi pers, di Kantor BPS, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Baca juga: BPS Laporkan Deflasi 0,08 Persen pada Juni 2024

Dilihat berdasarkan komponennya, pemicu utama deflasi lagi-lagi berasal dari komponen komoditas pangan yang bergejolak. Tercatat komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 0,98 persen pada Juni lalu. Ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,69 persen.

Adapun komponen harga bergejolak kerap kali dikaitkan dengan daya beli masyarakat. Pasalnya, pergerakan indeks pada komponen ini salah satunya dipicu oleh permintaan masyarakat. Hal ini pun dibenarkan oleh Deputi Bidang Statistik Produks BPS, M. Habibullah.

"Kalau kita lihat dari deflasi 2 bulan berturut-turut disumbang komoditas volatile food," ujar dia.

"Memang kalu kita lihat komoditas volatile food ini cenderung berfluktuasi, jadi dipengaruhi dari sisi penawaran," sambungnya.

Meskipun demikian, Habibullah bilang, deflasi komponen harga bergejolak tidak serta-merta berarti terjadi pelemahan daya beli. Sebab, perkembangan laju komponen itu juga dipengaruhi oleh sisi pasokan.

"Dari sisi penawaran di mana panen mendorong harga turun," katanya.

Selain itu, ia menilai, jika ingin melihat daya beli masyarakat, data yang lebih tepat digunakan ialah laju IHK secara tahunan (year on year/yoy), sebab data ini sudah menghapus faktor musiman dalam penghitungannya. Tercatat pada Juni lalu masih terjadi inflasi sebesar 2,51 persen secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 2,84 persen.

Menurut dia, untuk mencari tahu penurunan daya beli masyarakat juga bisa melihat data pergerakan masyarakat pada momentum liburan. Lewat data tersebut, dapat diketahui seberapa besar kemampuan masyarakat mengeluarkan dana untuk kebutuhan bersifat tersier seperti perjalanan wisata.

"(Mencari tahu turunnya daya beli masyarakat) perlu pendalaman lebih lanjut," ucap Habibullah.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Top Up Saldo GoPay Lewat BCA

Cara Top Up Saldo GoPay Lewat BCA

Work Smart
Pentingnya Penguatan Petani untuk Swasembada Gula

Pentingnya Penguatan Petani untuk Swasembada Gula

Whats New
KPPU Dorong Pemerintahan Prabowo-Gibran Alihkan Subsidi LPG ke Pembangunan Jargas Kota

KPPU Dorong Pemerintahan Prabowo-Gibran Alihkan Subsidi LPG ke Pembangunan Jargas Kota

Whats New
BSI Buka Layanan 'Weekend Banking' di 540 Kantor Cabang Selama Juli 2024

BSI Buka Layanan "Weekend Banking" di 540 Kantor Cabang Selama Juli 2024

Whats New
 425.000 Tiket Kereta Api Telah Terjual Selama Libur Sekolah, Ini Rute Favoritnya

425.000 Tiket Kereta Api Telah Terjual Selama Libur Sekolah, Ini Rute Favoritnya

Whats New
Blibli Hadirkan Super Sale 7.7, Ada Diskon hingga 90 Persen

Blibli Hadirkan Super Sale 7.7, Ada Diskon hingga 90 Persen

Spend Smart
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 70

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 70

Whats New
Unggah Poster Korupsi Adalah Maut, Kementan Ungkap Alasannya

Unggah Poster Korupsi Adalah Maut, Kementan Ungkap Alasannya

Whats New
PUPR Targetkan Pemasangan Bilah Garuda Kantor Presiden di IKN Rampung Pekan Depan

PUPR Targetkan Pemasangan Bilah Garuda Kantor Presiden di IKN Rampung Pekan Depan

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 14 Juli 2024, 'Fresh Graduate' Bisa Daftar

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 14 Juli 2024, "Fresh Graduate" Bisa Daftar

Work Smart
Waspada Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai, Kenali Modusnya

Waspada Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai, Kenali Modusnya

Whats New
China Dianggap jadi Mitra Terpenting Indonesia, Luhut: Kami Ingin Memastikan Hubungan Baik Terus Saling Percaya..

China Dianggap jadi Mitra Terpenting Indonesia, Luhut: Kami Ingin Memastikan Hubungan Baik Terus Saling Percaya..

Whats New
Bidik Pasar Sumatera Selatan, Supertex Tawarkan Ragam Kain bagi Pencinta Tekstil

Bidik Pasar Sumatera Selatan, Supertex Tawarkan Ragam Kain bagi Pencinta Tekstil

Rilis
Pembangunan Runway Bandara VVIP IKN Baru 60 Persen, PUPR Lakukan Modifikasi Cuaca

Pembangunan Runway Bandara VVIP IKN Baru 60 Persen, PUPR Lakukan Modifikasi Cuaca

Whats New
Influencer yang Gagal Kelola Dana Rp 71 Miliar Diminta Hentikan Kegiatan dan Kembalikan Dana Investor

Influencer yang Gagal Kelola Dana Rp 71 Miliar Diminta Hentikan Kegiatan dan Kembalikan Dana Investor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com