JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten tekstil yang fokus pada produksi perlengkapan dan alat tidur PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (3/7/2024).
Di awal sesi perdagangan, harga saham SPRE melonjak 5,6 persen dan berada di level Rp 135 per saham.
Direktur Utama SPRE Rizet Ramawi mengatakan, perseroan menawarkan sebanyak 240 juta lembar saham baru, dengan harga penawaran sebesar Rp 125 per saham. Adapun nominal IPO yang dibidik perseroan mencapai Rp 30 miliar.
Baca juga: BEI: Perusahaan Tercatat Telah Bagikan Dividen Rp 366,6 Triliun pada 2023
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk membeli persediaan kebutuhan bahan baku produksi, seperti Kain Katun CVC, Dakron (Bed Cover), Dakron (Badan Bantal), Busa, dan Retsleting sebanyak 90,71 persen.
Lalu, sekitar 9,29 persen akan digunakan untuk pembelian mesin baru dan kendaraan operasional, yang terdiri dari 43,36 persen untuk pembelian mesin untuk menunjang kegiatan produksi, seperti mesin jahit pleating, mesin bed cover, mesin jahit, mesin carding bantal, mesin blower bantal, mesin press bantal, mesin obras, mesin zigzag hingga mesin sirsak.
Adapun 6,64 persen untuk pembelian kendaraan operasional berupa truk 2 unit dan kendaraan operasional 1 unit.
"Dengan IPO ini, kami membuka peluang sebesar-besarnya bagi masyarakat umum untuk berpartisipasi dan menjadi bagian dalam catatan sejarah perseroan,” kata Rizet.
Baca juga: BEI Bukukan Laba Bersih Rp 578,67 Miliar pada 2023
Dia bilang, dengan penawaran saham ini, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perlengkapan kamar tidur berkualitas bagi masyarakat di wilayah Sumatera, hingga seluruh Indonesia.
“Ini pada akhirnya diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan stakeholders perseroan,” tambahnya.
Rizet mengatakan, bisnis perseroan yang bergerak dalam produksi perlengkapan kamar tidur dan aksesoris rumah tangga berpeluang terus tumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah rumah tangga dan daya beli masyarakat.
Berdasarkan catatan BPS, konsumsi rumah tangga menyumbang 53 persen dari total PDB Indonesia.
Baca juga: BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta
Besarnya kontribusi tersebut dipengaruhi oleh kategori perlengkapan rumah tangga yang sebagai sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,55 persen dari total konsumsi rumah tangga masyarakat Indonesia.
“Dengan demikian, bisnis perlengkapan kamar tidur di Indonesia bertumbuh dalam jangka panjang. Faktor-faktor seperti pertumbuhan pasar perabotan rumah tangga, tren desain interior dan fashion, perkembangan teknologi dan belanja online, serta kebutuhan masyarakat akan perlengkapan kamar tidur sebagai kebutuhan pokok, membuat prospek bisnis perlengkapan kamar tidur menjanjikan,” tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.