Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kesepakatan IA-CEPA, Saham Sektor Konsumer Layak Dikoleksi

Kompas.com - 06/03/2019, 17:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahana Sekuritas menganggap perjanjian kemitraan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) menguntungkan kedus negara di sisi perekonomian.

Berdasarkan kesepakatan baru ini, Indonesia akan menghapuskan tarif impor sekitar 94 persen atas sebanyak 10.252 jenis barang impor Australia, sedangkan Australia akan menghapuskan seluruhnya tarif impor atau 100 persen atas sebanyak 6.474 jenis barang Indonesia yang masuk ke Australia.

Melihat kesepatakan ini, Bahana merekomendasikan untuk beli beberapa saham sektor konsumer.

Baca juga: Sempat Tertunda, Perjanjian CEPA Indonesia-Australia Akhirnya Ditandatangani

"Seperti saham Indofood CBP yang selama ini mencatat beban pembelian tepung yang cukup besar, Mayora Indah yang membutuhkan gula cukup besar dalam produksinya juga akan mendapat keuntungan," ujar Analis Senior Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi dalam keterangan tertulis, Rabu (6/3/2019).

Meski begitu, pada awalnya, Australia akan mendapat manfaat lebih besar dibanding Indonesia. Data Kementerian Perdagangan menunjukan, pada 2018, perdagangan dengan Australia mengalami defisit sebesar 3,03 miliar dollar AS.

Angka itu membaik daripada pencapaian 2017 dengan defisit sebesar 3,48 miliar persen. Ekspor terbesar Indonesia ke Australia adalah bahan bakar mineral, termasuk minyak mentah.

Baca juga: TKI Ikut Diuntungkan dengan Kesepakatan CEPA Indonesia-Australia

Barang ekspor lainnya yang cukup besar ada kayu dan barang-barang yang terbuat dari kayu, pakaian, alas kaki dan mesin.

"Dengan memperhatikan data ini, IA-CEPA lebih menguntungkan bagi Australia mengingat surplus perdagangannya dengan Indonesia, terutama bagi produsen hasil pertanian," kata Lucky.

Berlakunya kesepakatan ini akan membuat eksportir sapi hidup jantan Australia menikmati tarif bebas bea, dari yang selama ini berlaku sebesar 5 persen. Sedangkan tarif untuk ekspor daging sapi beku dan domba masing-masing sebesar 2,5 persen untuk volume tak terbatas.

Selanjutnya, mereka akan mendapar tarif bebas bea setelah 5 tahun.

Baca juga: Dengan CEPA, Ribuan Produk Indonesia Diekspor ke Australia Tanpa Bea Masuk

Selain itu, tarif impor 5 persen atas beberapa produk susu juga akan dihapuskan, meski ada kemungkinan tak berlaku untuk susu bubuk skim. Untuk impor sereal hingga 500.000 ton juga akan berlaku bebas bea yang selanjutnya akan bertahap naik 5 persen pertahun.

Sementara itu, bagi Indonesia, kesepakatan baru ini diharapkan mampu mendorong ekspor tekstil dan otomotif. Dengan penghapusan tarif 5 persen untuk tekstil, memungkinkan Indonesia bersaing dengan Thailand, Malaysia dan Vietnam.

Negara tersebut selama ini sudah menikmati tarif bebas bea dari Australia. Sedangkan untuk ekspor kendaraan hibrida dan listrik akan menikmati bebas pajak, dengan catatatn kendaraan yang diekspor sedikitnya 35 persen dari total konten kendaraan sudah dirakit di Indonesia.

Dampaknya bagi inflasi juga akan positif karena harga daging sapi, tepung dan produk susu akan semakin stabil, setelah berlakunya tariff bebas bea, tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com