Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Ekonomi Global Lebih Melambat dari Yang Diperkirakan

Kompas.com - 10/04/2019, 12:42 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi global melambat lebih dari yang diperkirakan. Penurunan tajam bisa saja mengharuskan para pemimpin dunia untuk mengoordinasikan langkah-langkah stimulus.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan hal itu pada hari Selasa (9/4/2019) sembari memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini.

Laporan Ekonomi Dunia semi-tahunan lembaga kreditur pinjaman global ini menunjuk pada perang dagang AS-China dan kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa sebagai risiko utama. IMF memperingatkan dunia bahwa kemungkinan pemangkasan lebih lanjut terhadap prospek yang sudah menurun itu pun masih tinggi.

Beberapa negara ekonomi utama, termasuk China dan Jerman, mungkin perlu mengambil tindakan jangka pendek, kata IMF.

"Ini adalah saat yang sulit bagi ekonomi global," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam konferensi pers untuk membahas laporan tersebut.

Pemerintah mungkin perlu membuka dompet mereka pada saat yang sama jika perlambatan menjadi lebih serius, kata Gopinath, menambahkan bahwa kebijakan moneter yang longgar juga mungkin diperlukan.

Peringatan IMF itu terdengar menakutkan bagi para pejabat global yang berkumpul di Washington minggu ini dalam pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia. Dunia pernah terlibat dalam stimulus fiskal terkoordinasi untuk melawan krisis keuangan pada 2008.

IMF mengatakan ekonomi global kemungkinan akan tumbuh 3,3% tahun ini, pertumbuhan paling lambat sejak 2016. Perkiraan itu memotong 0,2 poin persentase dari pandangan IMF pada Januari. Tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan untuk tahun depan tidak berubah pada 3,6 persen.

Lebih dari dua pertiga penurunan yang diperkirakan terjadi pada 2019 berasal dari masalah di negara-negara kaya, termasuk anggota Uni Eropa (UE).

"Dalam konteks ini, menghindari salah langkah kebijakan yang dapat merusak aktivitas ekonomi harus menjadi prioritas utama," kata IMF dalam laporannya.

Salah satu potensi kesalahan langkah terletak pada keragu-raguan Inggris tentang cara meninggalkan UE. Meskipun tenggat waktu membayang, London belum memutuskan bagaimana ia akan mencoba untuk melindungi ekonominya selama proses keluar.

Perkiraan baru IMF mengasumsikan "Brexit," tetapi IMF mengatakan proses perceraian yang kacau bisa memangkas lebih dari 0,2 poin persentase dari pertumbuhan global pada tahun 2019. Bank of England harus "berhati-hati" pada kebijakan suku bunga.

Pertumbuhan ekonomi UE sudah melambat secara substansial, meskipun IMF mengatakan masih mengharapkan perlambatan di Eropa dan beberapa ekonomi pasar berkembang akan memberi jalan untuk percepatan kembali pertumbuhan selama paruh kedua 2019.

Prospek untuk Jerman, salah satu pendorong utama pertumbuhan Eropa, menderita akibat permintaan yang lebih lemah untuk ekspornya, belanja konsumen yang lebih lemah, dan standar emisi baru yang menekan penjualan mobil.

Jerman mungkin harus segera beralih ke langkah-langkah stimulus fiskal, kata IMF, seraya menyerukan Bank Sentral Eropa untuk terus merangsang ekonomi regional. IMF juga memangkas prospek pertumbuhan Jepang menyusul serangkaian bencana alam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com