Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Bom Ganggu Perekonomian Sri Lanka

Kompas.com - 23/04/2019, 10:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

COLOMBO, KOMPAS.com - Serangkaian serangan bom mematikan di Sri Lanka menyebabkan ekonomi salah satu negara Asia ini rapuh, khususnya di bidang pariwisata. Apalagi Srilanka bergantung pada pariwisata.

Data World Travel and Tourism Council menunjukkan bahwa industri pariwisata Sri Lanka merupakan salah satu kontributor terbesar bagi perekonomian negara. Sektor ini menyediakan sekitar 1 juta pekerjaan.

Negara kepulauan di lautan India ini juga dikunjungi turis sekitar 2,5 juta pengunjung per tahun. Sementara, berdasarkan data Capital Economics, sektor pariwisata merupakan sumber mata uang asing terbesar ketiga bagi Sri Lanka.

Sektor pariwisata berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir, setelah pemerintah Sri Lanka menumpas pemberontakan organisasi Macan Tamil untuk mengakhiri hampir tiga dasawarsa perang saudara.

Baca juga: Pesawat Garuda Indonesia Tujuan Jeddah Mendarat Darurat di Sri Lanka

"Pariwisata telah menjadi kisah sukses besar bagi Sri Lanka selama dekade terakhir," kata Alex Holmes, ekonom Asia di Capital Economics dilansir dari CNN, Selasa (23/4/2019).

Akibat peristiwa yang menewaskan setidaknya 290 orang itu, wisatawan internasional pun menjauh dari Sri Lanka. Bahkan Pemerintah AS telah meminta warga neagranya untuk semakin berhati-hati, dengan memperingatkan bahwa kelompok-kelompok teroris terus merencanakan kemungkinan serangan.

"Kekerasan itu tampaknya akan memukul industri pariwisata dengan keras, setidaknya dalam jangka pendek," ucap Holmes.

Pembatalan pemesanan tiket pesawat

Salah satu bisnis yang merasakan dampaknya adalah sebuah maskapai nasional, Sri Lanka Airlines. CEO Sri Lanka Airlines Vipula Gunatilleka mengatakan ratusan, penumpang telah membatalkan pemesanan sejak serangan terjadi.

"Karena hotel-hotel diserang dan semua itu menyebabkan lebih banyak pembatalan, terutama pemesanan asing. Semua itu menyebabkan pendapatan akan turun. Itulah kenyataannya," kata dia.

Gunatilleka, yang maskapainya membawa sekitar sepertiga orang untuk terbang ke Sri Lanka mengatakan, masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang berapa lama kerusakan pada pariwisata akan berlangsung.

"Kami sedang melihat dampak langsung dan bagaimana mengatasinya," ucapnya.

Baca juga: Polisi Sri Lanka Temukan 87 Detonator Bom di Terminal Bus

Investor bisa kehilangan kepercayaan

Mata uang asing seperti dollar AS dan yuan China yang dihabiskan para wisatawan merupakan hal sangat penting bagi perekonomian Sri Lanka. Negara ini membutuhkan aliran mata uang yang konstan untuk menjaga pembayaran utang luar negerinya.

Berdasarkan data statistik Sri Lanka, utang pemerintah Sri Lanka berkisar 80 persen dari PDB dan terus meningkat.

Menurut para analis, sebagian besar utang ini terutang ke negara-negara dalam mata uang asing. Pada tahun 2018, Moody's dan Fitch menurunkan peringkat kredit pemerintah Sri Lanka karena kemampuan pembayaran utangnya.

Selain itu, seperti negara berkembang lainnya, investor asing menarik dana keluar dari pasar Sri Lanka seiring dengan penguatan dollar AS.

Jika investor kehilangan kepercayaan pada kemampuan Sri Lanka terkait pembayaran utang, hal tersebut bisa menekan rupee, mata uang Sri Lanka, melemah lebih dalam.

"Ini akan semakin membebani perekonomian," kata Holmes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com