BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan XL

Menelisik Fenomena “Gig Economy” pada Era Industri 4.0 bagi Milenial

Kompas.com - 29/04/2019, 15:19 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi ketika Dion (27) bangun dari tempat tidurnya. Tidak seperti rekan-rekan seusianya yang sudah berkutat di kantor mereka masing-masing, lelaki yang berprofesi sebagai content creator ini justru baru saja tersadar dari alam mimpinya.

Istilah content creator memang tak asing lagi di era digital. Seperti namanya, content creator merupakan orang yang kerap membuat konten kreatif di media sosial. Biasanya dibilang berhasil apabila memiliki jumlah pengikut (followers atau subscribers) yang cukup banyak.

Jumlahnya bervariasi, mulai dari ribuan hingga jutaan orang.

Meskipun content creator tidak memiliki pekerjaan tetap, tapi jangan anggap remeh pendapatan dari profesi ini. Sebab, content creator mendapatkan penghasilan dari berbagai sisi yang membuat kehidupan mereka #JadiLebihBaik.

Sebut saja seorang content creator yang rajin membuat konten di YouTube.

Melansir Kompas.com, Kamis (28/12/2017), seorang YouTuber bisa mendapatkan penghasilan dari AdSense atau iklan.

YouTube memberikan bayaran pada pembuat konten dengan kisaran 1-5 dollar AS (Rp 13.500 - Rp 67.500 menggunakan kurs saat ini) untuk setiap video yang ditonton minimal 1.000 kali.

Selain dari AdSense, seorang YouTuber juga bisa mendapatkan penghasilan dari endorse maupun sponsor.

Ya, beberapa YouTuber yang memiliki konten dengan kategori tertentu memang kerap mendapatkan permintaan dari sejumlah vendor atau perusahaan.

Permintaan tersebut bervariasi, ada yang meminta untuk diulas produknya secara hardsell dan ada pula yang hanya memberikan sampel produk sebagai endorse untuk di-review secara softsell.

Ilustrasi content creator.Shutterstock Ilustrasi content creator.

Sebagai timbal balik, perusahaan tersebut memberikan si YouTuber sejumlah remunerasi untuk mendukung produksi video mereka.

Kompas.com pada artikel yang sama menyebutkan, bahkan penghasilan dari sponsor tersebut setara dengan 12 kali pendapatan AdSense. Dengan cara ini, content creator bisa mendapatkan pemasukan dari berbagai sumber yang membuat pekerjaan itu kian diminati.

Tak hanya content creator

Sebagai informasi, content creator bukanlah satu-satunya pekerjaan lepas yang kian digandrungi pada era multimedia sekarang ini. Sebut saja seperti pengemudi ojek online, konsultan independen, freelance designer, dan penulis lepas juga semakin menjamur.

Para pengamat ekonomi menyebut fenomena ini dengan sebutan Gig Economy.

Seperti yang termaktub pada artikel Kompas.com, Kamis (15/11/2018), Gig Economy secara harfiah berarti ekonomi yang bergantung pada pekerja kontrak pada era industri 4.0.

Besarnya minat generasi masa kini sebagai gig workers (pegiat Gig Economy) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah karena jam kerja yang fleksibel.

Dengan jam kerja yang fleksibel, generasi masa kini menyakini bahwa mereka bisa tetap menjaga keseimbangan hidup.

Dari sebuah survei yang dilakukan oleh Regus (penyedia ruang kerja), sebanyak 81 persen responden memercayai bahwa manfaat yang paling penting adalah keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan dan pekerjaan.

Dengan fakta tersebut, maka tak mengherankan kalau Gig Economy hadir di tengah perkembangan dan perubahan zaman.

Namun, ada pula kendala yang kerap menghantui para gig workers ini, misalnya koneksi internet yang buruk.

Seperti diketahui bahwa internet saat ini seakan menjadi “nyawa kedua” para pekerja. Tanpa adanya koneksi internet yang baik, pekerjaan mungkin akan terhambat dan jadi tidak optimal.

 

Ilustrasi orang sedang melihat content pada media sosial.Shutterstock Ilustrasi orang sedang melihat content pada media sosial.

Oleh karena itu, mereka yang berkutat pada bidang ini seharusnya sudah memikirkan untuk mendapatkan akses internet yang mempunyai #JaringanDataTerkuat agar #HidupLebihBaik.

Salah satunya adalah dengan menggunakan provider yang memiliki jaringan luas, kuat, dan stabil seperti yang dimiliki oleh XL Axiata.

Apalagi, saat ini provider tersebut sudah dibekali dengan jaringan 4.5G yang membuat koneksi semakin stabil.

Dengan koneksi stabil, Anda akan lebih mudah dalam mengirim (upload) file penting untuk kondisi yang urgent sekalipun. Selain itu, koneksi kuat yang dimiliki XL Axiata juga akan membuat aktivitas streaming menjadi lebih lancar.

Tak hanya itu, para pekerja yang saat ini disibukkan banyak agenda meeting bisa pula melakukan video call dengan klien tanpa perlu takut terputus-putus.

Nah, untuk informasi lebih lanjut silakan berkunjung ke laman resmi XL Axiata.

Dengan begitu, Anda bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lebih maksimal dan siap untuk menyongsong era Gig Economy.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com