Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijegal Uni Eropa, Kemendag Berupa Perluas Ekspor Kelapa Sawit

Kompas.com - 09/05/2019, 17:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih terus berupaya memperluas pasar ekspor sawit. Apalagi saat ini sawit Indonesia tengah mengalami diskriminasi dari Uni Eropa.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemdag Arlinda mengatakan, sebagai salah satu upaya untuk memperluas pasar ekspor, Indonesia terus menjalankan misi dagang ke berbagai negara.

Untuk memperluas pasar ekspor sawit, Kemdag turut menggandeng pihak lain seperti Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki)  dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Baca juga: Gugat Diskriminasi Sawit ke WTO, Pemerintah Akan Bentuk Satgas Khusus

Menurut Arlinda, selain pasar tradisional saat ini, sebenarnya negara lain seperti negara-negara di Asia Selatan, Timur Tengah hingga Amerika Latin pun tertarik dengan produk sawit Indonesia. Tetapi, Kemdag menyadari upaya perluasan pasar ini tidak mudah.

"Namanya mencoba, itu tidak hanya sekali tetapi harus berkali-kali. Nanti mungkin di Expo 2020 Dubai mungkin sawit menjadi produk yang akan kita ajukan," terang Arlinda, Kamis (9/5/2019).

Sementara itu, berdasarkan catatan Gapki, pada 2018 ekspor minyak sawit baik crude palm oil (CPO) dan produk turunannya seperti biodiesel dan oleokimia mencatatkan peningkatan sebesar 8 persen dari 32,18 juta ton menjadi 34,71 juta ton.

Baca juga: Lawan Diskriminasi Sawit Uni Eropa, Indonesia PDKT 5 Firma Hukum

Negara-negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia yang mengalami peningkatan pada 2018 adalah China sebesar 18 persen, Bangladesh sebesar 16 persen, Pakistan 12 persen, negara-negara Afrika 13 persen, dan Amerika Serikat sebesar 3 persen.

Meski begitu, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia ke negara lain seperti India, negara Timur Tengah dan Uni Eropa justru mengalami penurunan.

Pada Februari 2019, kinerja ekspor sawit Indonesia pun tercatat turun lebih dari 11 persen secara bulanan atau month on month (mom) atau dari 3,25 juta ton di Januari menjadi 2,88 juta ton di Februari.

Beberapa negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia yang mencatat penurunan antara lain Amerika Serikat yang turun sebesar 48 persen (mom), Pakistan turun 41 persen (mom), China turun sebesar 22 persen (mom), Afrika turun sebesar 16 persen (mom), dan India turun 14,5 persen (mom). (Lidya Yuniartha)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Dijegal Uni Eropa, Kemdag berupaya perluas pasar ekspor minyak sawit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com