Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Saing Indonesia dalam Tren Meningkat

Kompas.com - 03/06/2019, 13:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringkat daya saing Indonesia berada pada posisi 32 dalam IMD World
Competitiveness Yearbook (WCY) 2019. Angka ini meningkat dibanding posisi pada tahun 2018 lalu, yakbi peringkat 42.

Sebanyak 63 negara dievaluasi peringkat daya saingnya berdasarkan empat faktor, yaitu kinerja
ekonomi (economic performance), efisiensi pemerintahan (government efficiency), efisiensi
bisnis (business efficiency), dan infrastruktur (infrastructure).

Koordinator Riset IMD WCY sekaligus Direktur Konsultasi LM FEB UI Willem Makaliwe mengatakan, peningkatan daya saing yang dialami Indonesia sangat signifikan. Hal itu bisa dilihat dari tren sejak 2015, yang menunjukkan peringkat daya saing Indonesia masih berada di atas peringkat 40.

Baca juga: Indonesia, Negara Layak Investasi dengan Daya Saing yang Tinggi

“Peningkatan peringkat daya saing Indonesia ini adalah yang kedua paling signifikan setelah Arab Saudi yang juga naik sebesar 13 peringkat dari posisi 39 ke posisi 26. Sementara itu, perubahan peringkat negara-negara lain tidak terlalu signifikan,” jelas Willem dalam keterangannya, Senin (3/6/2019).

Jika dilihat secara kawasan, peringkat daya saing Indonesia di wilayah Asia Pasifik masih stagnan seperti tahun 2018 di posisi 11 dari 14 negara. Sementara itu, di wilayah ASEAN, daya saing Indonesia masih di bawah Singapura (peringkat 1), Malaysia (peringkat 22), dan Thailand (peringkat 25).

“Hal yang juga menggembirakan adalah, untuk negara-negara dengan populasi di atas 20 juta
penduduk, peringkat daya saing Indonesia naik 3 peringkat menjadi peringkat 14 dari 29 negara,” ungkap Willem.

Baca juga: Naik Signifikan, Daya Saing Indonesia di Posisi 32 Dunia

Willem menjelaskan, peningkatan peringkat daya saing Indonesia merupakan capaian yang positif. Peningkatan kinerja yaitu economic performance, government efficiency, dan business efficiency yang cukup signifikan, menjadi pendorong naiknya peringkat daya saing Indonesia secara keseluruhan.

“Untuk economic performance, dalam beberapa tahun ke belakang perlahan tapi pasti terus
mengalami peningkatan kinerja hingga pada 2019 Indonesia mampu berada di posisi 25, naik
dua peringkat dari tahun sebelumnya,” ujarnya.

Peningkatan yang cukup tajam juga terjadi pada competitive factor government efficiency dari peringkat 36 menjadi peringkat 25. Sementara itu, pada business efficiency peringkat Indonesia mengalami kenaikan pesat dari posisi 35 ke posisi 20 pada 2019.

Baca juga: Kado Lebaran, Peringkat Daya Saing dan Kredit RI Naik

Pada aspek competitive factor infrastructure terjadi sedikit peningkatan, Indonesia masih berada di posisi 53.

“Hasil ini menunjukan bahwa iklim ekonomi, bisnis dan pemerintahan di Indonesia mendorong perusahaan untuk dapat berkompetisi baik di level domestik maupun internasional. Namun demikian, dampak pembangunan infrastruktur di Indonesia masih belum signifikan berpengaruh terhadap mendorong aktivitas ekonomi dan bisnis,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com