Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biar Rumah Tusuk Sate Tak Bikin Sial, Lakukan Ini

Kompas.com - 06/07/2019, 08:31 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com — Menurut pakar fengsui, rumah tusuk sate dapat mendatangkan hal-hal kurang baik kepada orang-orang yang menghuni rumah tersebut, misalnya mudah sakit, rezeki kurang lancar, dan karier stagnan.

Inilah alasan kenapa rumah tusuk sate sangat dihindari oleh kebanyakan orang. Mirisnya lagi, rumah tusuk sate sangat sulit laku, baik saat dikontrakkan maupun saat dijual.

Tapi seiring berjalannya waktu, anggapan negatif mengenai rumah tusuk sate sudah mulai pudar. Sebab, sudah banyak tips yang bisa dilakukan untuk mengubah keburukan dari rumah tusuk sate menjadi suatu kebaikan yang mendatangkan hoki.

Seperti apa tipsnya? Biar rumah tusuk sate yang Anda huni tak bikin sial, coba lakukan cara berikut ini seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Pastikan Anda Sendiri Memang Menginginkan Lokasinya

Keburukan rumah tusuk sate hanya akan terjadi apabila lokasi rumah tersebut tidak cocok dengan keinginan Anda sendiri selaku penghuni rumah tersebut. Jika lokasinya sesuai dengan keinginan, rumah tusuk sate akan memberi banyak sekali keuntungan.

Maka dari itu, penting sekali untuk memperhatikan lokasi di sekitar rumah tusuk sate. Pastikan lokasi dan kondisi di sekitarnya cocok dengan keinginan Anda untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan saat menempati rumah tersebut.

2. Tanam Pohon di Depan Rumah

Ahli fengsui meyakini aliran keburukan atau ketidakberuntungan dari rumah tusuk sate bisa diperlambat dengan cara menanam banyak pohon di sekitar pekarangan rumah. Diyakini, ketika keburukan itu hendak datang, setidaknya masih ada pepohonan yang menghalangi.

Efek negatifnya tidak langsung dirasakan oleh penghuni rumah. Usahakan agar susunan pepohonan dibuat miring dan berkelok-kelok sehingga chi lebih sulit untuk masuk ke dalam rumah.

Baca Juga: Minat Beli Rumah Lelang Bank? Cermati 5 Hal ini

3. Sesuaikan Bentuk Bangunan yang Cocok dengan Jalan Tusuk Sate

Bangunan yang terletak di lokasi tusuk sate harus dibangun menggunakan bentuk khusus, yaitu segitiga sebagai unsur api dan bulat sebagai unsur logam. Bentuk yang sesuai dipercaya dapat mengurangi keburukan dari rumah tusuk sate itu sendiri.

Agar bentuk bangunan tetap menarik, Anda bisa menambahkan unsur bangunan bergaya modern pada rumah tusuk sate. Libatkan tenaga arsitek dan jasa interior terbaik untuk memudahkan Anda saat membangun.

4. Miliki Pekarangan atau Tanaman di Sekitar Rumah

Dalam dunia arsitek, rumah tusuk sate yang memiliki pekarangan dan taman yang luas akan membuat penghuninya semakin betah untuk menempati rumah tersebut. Selain itu, penghuni juga berkesempatan untuk menghiasi pekarangan dengan banyak tanaman sehingga sirkulasi udara lancar, segar, dan tetap sehat.

Maksimalkan lahan kosong di rumah tusuk sate untuk membangun pekarangan atau taman yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jangan lupa untuk menata pekarangan dan taman sebaik mungkin agar lebih sedap dipandang mata.

5. Ketahui Kua yang Anda Miliki

Dalam ajaran fengsui, ada tiga jenis kua, yaitu kuat, sedang, dan lemah. Anda yang memiliki kua kuat cocok tinggal di rumah tusuk sate karena akan mendapatkan banyak keuntungan selama tinggal di sana.

Anda yang memiliki kua sedang sebaiknya sedikit waspada saat menghuni rumah tusuk sate. Sebab, keuntungan dan kemalangan Anda sangat tergantung dari hoki.

Anda yang memiliki kua lemah sangat tidak disarankan untuk tinggal di rumah tusuk sate. Sebab, rumah ini hanya akan mendatangkan sial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com