Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Robot Denmark Incar Pasar Industri Perakitan Otomotif Nasional

Kompas.com - 18/08/2019, 07:29 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan robot kolaboratif asal Denmark, Universal Robots, berminat untuk memasarkan produknya di industri perakitan otomotif Indonesia. Hal ini seiring dengan penggunaan teknologi robotik yang mulai dilakukan industri perakitan otomotif nasional.

General Manager Universal Robots, Sakari Kuikka, mengatakan, potensi pasar Indonesia menjanjikan karena rasio penggunaan robot di industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan masih rendah.

"Rasio penggunaan robot Malaysia dan Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 40-50 robot per 10.000 karyawan. Negara lain, seperti Filipina dan India, berada satu level dengan Indonesia dengan rasio 3-4 robot per 10.000 karyawan," ujar Sakari seperti dikutip dari Kontan, Minggu (18/8/2019).

Baca juga: Ini Industri yang Paling Rawan Diambil Alih Oleh Robot

Sakari menyebut, pengguna terbesar kolaboratif robot di Indonesia berasal dari sektor otomotif dan elektronik. Pada sektor otomotif pengguna terbesar berasal dari pelaku usaha komponen khususnya tier 2 dan tier 3.

"Robot kami hanya bisa mengangkut maksimal beban 10 kg sehingga lebih cocok untuk industri pendukung otomotif seperti komponen tier 2 dan 3,” katanya.

Menurut dia, terdapat tiga keuntungan menggunakan robot kolaboratif yakni peningkatan kualitas produk, efisiensi dari sisi penggunaan bahan baku karena tidak ada yang terbuang dan produktivitas yang meningkat.

Baca juga: Robot akan Gantikan 20 Juta Pekerjaan di Seluruh Dunia pada 2030

Saat ini Universal Robots memiliki lima distributor di tiga kota yakni Surabaya, Jakarta dan Cikarang.

Meski tak memasang target penjualan, Sakari menjelaskan perusahaan akan memasarkan lebih banyak produknya di Indonesia. (Eldo Christoffel Rafael)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pabrikan robot asal Denmark kepincut industri perakitan otomotif nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com