Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perum Perindo Akui Terdampak Tumpahan Minyak di Karawang

Kompas.com - 16/09/2019, 15:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia (Perindo) Risyanto Suanda mengakui tambak yang dikelolanya sejak tahun 2015 di Karawang terdampak tumpahan minyak (oil spill) mentah Pertamina.

"Dari Perum Perindo sendiri, kita kena impact iya, kita akui. Sekarang oil spill sudah ke mana-mana termasuk ke tambak kami," kata Risyanto Suanda di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Adapun dampak yang dimaksud adalah tambak bekas pengelolaan Sekretariat Negara yang akhirnya saat ini dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadi badan layanan umum. 6 sub-blok seluas hampir 6 hektar tambak tersebut dikelola dan dioperasikan oleh Perum Perindo.

Untuk memperkecil dampak tumpahan minyak, Perum Perindo akhirnya menggunakan reservoir plus air tawar untuk mengganti air laut.

Pun mengurangi kapasitas budidaya ikan di tambak tersebut sembari menunggu kondisi lingkungan membaik kembali.

Baca juga: PHE Mulai Cairkan Dana Kompensasi Korban Terdampak Tumpahan Minyak

"Jadi sekarang kita sistemnya low system. Kita tidak lagi memasukkan air dari laut, tapi gunakan reservoir plus air tawar. Kita engineering lah dengan low system tadi. Kita akan kurangi capacity, akan slowdown dulu di Karawang sambil tunggu makro environment-nya membaik," ucap Risyanto.

Risyanto tidak memungkiri, tumpahan minyak tersebut memang berdampak bagi tambak perusahaan maupun tambak warga sekitar. Terlebih bagi pemilik tambak yang tidak memiliki kemampuan biosecurity seperti Perum Perindo.

"Ya, tentu memang tidak sebagus saat kita memasukkan air laut yang alami itu. Pasti ada dampaknya. Kalau yang punya kemampuan biosecurity kayak Perum Perindo, mungkin bisa (meminimalisir dampak). Bagaimana dengan petambak-petambak yang hanya punya 1-2 hektar? Ya pasrah paling," pungkas Risyanto.

Baca juga: SKK Migas Beri Kemudahan Impor Barang untuk Atasi Tumpahan Minyak

Meski demikian, kata Risyanto, pihak Pertamina telah bekerja cepet turun ke lapangan untuk menangani tumpahan minyak mentah tersebut. Namun juga perlu diperhatikan, penyelesaian hingga recovery oil spill bisa sampai bertahun-tahun.

"Tentu penyelesaian oil spill ini enggak akan cepat ya, butuh bertahun-tahun. Jadi impact jangka panjangnya yang harus mulai dimitigasi dari sekarang," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com