Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilangnya Diserang 10 Drone, Saudi Aramco Tunda Rencana IPO

Kompas.com - 17/09/2019, 14:27 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Al Jazeera

NEW YORK, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi mempertimbangkan untuk menunda melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) Saudi Aramco.

Seperti dikutip Aljazeera dari Wall Street Journal, Selasa (17/9/2019) keputusan tersebut diambil menyusul penyerangan drone terhadap kilang perusahaan minyak raksasa milik pemerintah Arab Saudi itu.

Penyerangan yang terjadi pada Sabtu (14/9/2019) lalu telah membuat output produksi minyak Arab Saudi merosot hingga 5,7 juta barrel per hari atau hampir separuhnya. Harga minyak mentah di pasar pun melonjak hingga 15 persen, lonjakan tertinggi setelah 30 tahun belakangan.

Pihak Kementerian Energi Arab Saudi dan direksi Aramco pun mempertimbangkan untuk menunda IPO hingga output produksi mereka kembali normal.

Dua kilang milik Saudi Aramco, yakni di Abqaiq dan Khurais. Akibat serangan itu, fasilitas pengolahan terbakar.

Chief Executive Saudi Aramco Amin Nasser sempat mengatakan pencatatan saham Saudi Aramco akan dilakukan di bursa saham setemat, namun tidak menutup kemungkinan untuk ditawarkan di pasar saham internasional.

Adapun Menteri Energi Arab Saudi yang baru saja diangkat, Pangeran Abdul Aziz bin Salman mengatakan IPO Saudi Aramco akan dilakukan secepat mungkin.

Penjualan saham Aramco merupakan momentum krusial bagi Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman yang ingin mendifersifikasi sumber perekonomian Arab Saudi. Namun, rencana IPO tersebut hingga saat ini masih menjadi perdebatan, terutama terkait besaran valuasi dari perusahaan minyak terbesar di dunia itu.

Saudi Aramco menargetkan bisa mencetak valuasi hingga 2 triliun dollar AS dalam pencatatan sahamnya.

Namun, analis dan bankir mengatakan, valuasi yang paling mungkin dicapaioleh Aramco sebesar 1,5 triliun dollar AS.

Soal di bursa mana saham Aramco akan dilepas, juga menjadi pembagian. Antara di New York (Wall Street), bursa di Asia yang merupakan pasar utama produksi minyak Aramco, atau di dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com