Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Manufaktur Merosot, Apa Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi?

Kompas.com - 02/10/2019, 18:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi manufaktur Indonesia terus menurun pada bulan September 2019, meski pada bulan tersebut Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya.

Lalu, dengan kondisi manufaktur yang lemah, apakah akan ada dampak terhadap pertumbuhan ekonomi?

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, angka tersebut hanya merupakan indikator yang tidak bisa langsung diterjemahkan efek langsungnya terhadap pertumbuhan Indonesia.

Darmin lebih menyoroti kepada capaian bulan September 2019 yang menunjukkan kenaikan tipis. Menurutnya, ini bisa dilihat sebagai kabar gembira.

"Berarti indeks industri lumayan baik. Meski rata-rata di kuartal III kurang baik, tetapi peningkatan pada bulan September ini menunjukkan sinyal positif dalam situasi ekonomi dunia yang melambat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10/2019) di Jakarta.

Baca juga: Genjot Industri Manufaktur, BI dan Pemerintah Siapkan 6 Hal Ini

Berbeda dengan Darmin, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menganggap lemahnya industri manufaktur bisa berimbas kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini dengan pertimbangan kontribusi manufaktur terhadap PDB yang sebesar 20 persen.

Melihat hal ini, Bhima melihat adanya potensi penurunan pertumbuhan ekonomi, bahkan bisa menekan potensi pertumbuhan menjadi di bawah 5 persen.

"Hal ini karena luasnya imbas kelesuan manufaktur. Bisa ke sektor lain, seperti retail, logistik, pergudangan, dan transportasi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu.

Namun, Bhima masih melihat adanya harapan untuk pertumbuhan industri manufaktur di kuartal IV-2019. Ia menilai momentum Natal dan Tahun Baru setidaknya mambu berkontribusi untuk menggenjot kinerja manufaktur.

Menurutnya, di momen tersebut, akan ada kemungkinan bertambahnya permintaan akan tekstil dan pakaian jadi dari luar negeri, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS). Tetapi, ini juga dengan harapan bahwa perang dagang bisa segera mereda.

Baca juga: Dorong Ekspor, Pemerintah Harus Luweskan Industri Manufaktur

Sebagai tambahan informasi, PMI Manufaktur Indonesia pada September 2019 ada di angka 49,1 dan naik tipis bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang ada di angka 49,0.

Meski begitu, rata-rata PMI Manufaktur Indonesia pada kuartal III-2019 ini hanya 49,23, jauh di bawah kuartal III-2018 yang sebesar 50,96. Bahkan capaian ini disebut IHS Markit sebagai penurunan yang paling tajam sejak bulan Juli 2017. (Bidara Pink)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Kinerja industri manufaktur merosot, ini dampaknya pada pertumbuhan ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com