Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Proyek Strategis Nasional, Bisakah Tol Cibitung-Cilincing Rampung Tahun Depan?

Kompas.com - 11/10/2019, 05:41 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP) memperkirakan pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) selesai dan siap beroperasi pada pertengahan 2020 mendatang.

Pengerjaan tol ini sendiri tersebar di dua wilayah yakni DKI Jakarta dan Bekasi, Jawa Barat. Sejauh ini, progres konstruksinya sudah mencapai 61,24 persen secara keseluruhan.

Berdasarkan data per 3 Oktober, pembangunan konstruksi tol di daerah timur Jakarta tepatnya di Bekasi sudah mencapai sekitar 72,11 persen dan pembebasan lahan hingga 87,75 persen.

Akan tetapi kondisi berbeda di sisi Jakarta, pada konstruksinya baru 19,24 persen dan pembebasan lahan 25,14 persen. Pada wilayah Jakarta, akan dibangun fase IV yakni Cibitung-Cilincing yang mengubungkan Tarumajaya ke Cilincing dengan total panjang 4,58 kilometer.

Baca juga: Ini Daftar Ruas Tol yang Berpotensi Alami Kenaikan Tarif

Lalu, JTCC yang masuk sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) ini bisakah rampung tahun 2020?

Pimpinan Proyek JTCC Yaya Ruhiya mengatakan, pihak tetap optimistis bisa mengejar target yang telah ditentukan sebelumnya. Sebab, JTCC yang menjadi PSN lewat aturan tersendiri bisa membantu segalanya pada proyek ini, termasuk soal pembebasan lahan.

"Soal lahan itu kita kan pakai mekanisme UU Nomor 2 Tahun 2012, karena (ini) kan proyek strategis nasional. Di situ ada mekanismenya, kalau ada penolakan maka dibawa ke pengadilan," kata Yaya ditemui di Proyek JTCC, Cibitung, Jabar, Kamis (10/10/2019).

Yaya menerangkan, Undang-undang tersebut mengatur penjaminan pembebasan lahan untuk proyek strategis nasional. Sehingga pihaknya mendapat kepastian untuk memperoleh lahan yang diperlukan dalam pembangunan infrastruktur tersebut.

"Intinya dengan undang-undang itu bikin kita punya kepastian mendapatkan lahan," jelasnya.

Baca juga: Mandiri : E-Money Tak Bisa Digunakan di Jalan Tol Hoaks

Dia menuturkan, untuk wilayah Jakarta sendiri saat ini pembebasan lahan lanjutan sudah masuk ke tahap inventarisasi. Nantinya, Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan mengumumkan besaran atau jumlah ganti rugi kepada masyarakat yang dipakai lahannya untuk pembangunan JTCC.

"Inventarisasi di Jakarta pun sudah mau selesai, appraisal minggu ini kita pengumuman dan musyawarah, bisa lah kita kejar lahan sampai akhir tahun,"  ucap dia.

Sementara itu Direktur Teknik CTP Ari Sunaryono mengatakan, bahwa JTCC membentang di dua wilayah yakni Jawa Barat dan DKI Jakarta. Berdasarkan data terbaru progres konstruksi sudah mencapai 61,24 persen dan pembebasan lahan mencapai 80,12 persen.

Progres di wilayah Jawa Barat sepanjang 30,17 kilometer telah mencapai 87,17 persen untuk lahan dan konstruksi 72,12 persen. Lalu progres lahan dan konstruksi di wilayah DKI Jakarta sepanjang 4,58 kilometer telah mencapai 25,14 persen dan 19,24 persen.

"Progres di sisi Jakarta memang lebih lambat karena startnya juga tertinggal. Penlok (penetapan lokasi) baru terbit Oktober 2017, sehingga pengadaan tanahnya juga telat," kata Ari terpisah.

Baca juga: Perusahaan Hong Kong Bakal Akuisisi Dua Tol Waskita Toll Road

Ari menjabarkan, bahwa progres lahan dan konstruksi proyek di Jawa Barat lebih cepat dibandingkan DKI Jakarta. Kendati demikian pengerjaan di kedua wilayah tetap berjalan sesuai perencanaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com