Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Tikus Logam, Investasi Ini Diprediksi Bakal Cuan

Kompas.com - 25/01/2020, 08:31 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pada tahun 2020 atau tahun Tikus Logam berdasarkan kalendar China, ada dua sektor yang diperkirakan berkinerja baik, yaitu properti dan tambang logam.

Menurut Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, di tahun tikus logam ini, diyakini unsur tanah akan menjadi sangat dominan.

"Tahun 2020 setahun setelah pemilu orang mulai berpikir investasi. Goyangnya investasi di produk asurasi dan reksa dana sedikit banyak membuka angin segara bagi investasi properti," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2020).

Baca juga: Ingin Mulai Investasi Saham? Hindari 5 Hal Sepele ini Agar Tidak Merugi

Menurutnya, sektor propeti mendapat dukungan dari suku bunga acuan yang turun 100 bsp tahun lalu, dan beberapa pelongaran di kebijakan loan to value (LTV).

Jika tahun lalu ada pemilu dan orang menahan diri berinvestasi di properti, maka berbeda dengan tahun ini, dimana peluang orang mengalihkan investasi ke sektor properti sangat terbuka lebar.

Hans juga menyebut, kasus gagal bayar asuransi Jiwasraya membuat investor akan sangat berhati-hati dengan penawaran fixed rate industri asuransi.

"Melihat kateristik produk dari beberapa perusahaan asuransi yang menawarkan fixed rate lumayan tinggi tetapi melakukan penempatan di investasi saham dan pasar modal yang cenderung berisiko membuka kekawatiran khasus sama terjadi di beberapa perusahaan asuransi," jelasnya.

Baca juga: Asuransi Masih Aman untuk Investasi Jangka Panjang? Ini Kata Pengamat

Industri reksa dana juga terpukul akibat rontoknya lebih dari 35 produk reksa dana dari beberapa manajer investasi di akhir tahun lalu.

Menurut Hans, selama ini investor percaya investasi reksadana berisiko lebih rendah dari pada membeli sendiri saham.

"Investor kami perkirakaan akan memilih investasi yang menjajikan dan perlu waktu untuk memulihkan trauma yang ada," jelasnya.

Menurutnya, siklus sektor properti diperkirakan akan mencapai puncak di tahun 2012-2014 dan sempat berangsur turun, maka dari tahun lalu kami melihat awal periode kenaikan sektor properti yakni ditahun 2020.

"Sementara target top sektor poperti akan terjadi di tahun 2023-2025 dengan awal kenaikan mulai dari 2020," tambahnya.

Baca juga: Belajar dari Jiwasraya, OJK Perketat Pengawasan Penempatan Investasi Perusahaan Asuransi

Selain membeli properti langsung investor juga dapat membeli beberapa saham atau produk turunnnya seperti real estate investment trust (REIT) melalui pasar modal.

Dari sektor logam, ia menyebut sektor dmas, nikel dan timah bisa dijadikan sebagai pilihan investasi.

"Emas memang terbantu akibat naiknya tensi geopolitik di Timur tengah. Emas dan beberapa mata uang kuat dunia sering dianggap aset safe haven ketika terjadi kenaikan risiko pasar global," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com