Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Corona, Sudah 18.300 Penerbangan di 15 Bandara Batal

Kompas.com - 28/03/2020, 17:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari pandemi virus corona (Covid-19).

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, setidaknya sudah ada sekitar 18.300 penerbangan di 15 bandara yang dioperasikan Angkasa Pura I (AP I) yang dihentikan sementara akibat wabah tersebut.

"Ada 18.300 penerbangan yang cancel hingga 18 Maret 2020 (sejak awal Januari 2020). Dampaknya signifikan bagi pengelola bandara," kata Faik dalam konferensi video, Sabtu (28/3/2020).

Baca juga: AP I: Besok Bandara YIA Beroperasi, 135 Penerbangan Bakal Beroperasi

Faik menuturkan, alasan terbesar maskapai penerbangan menghentikan penerbangan karena keterisian kursi pesawat yang menurun signifikan.

Dalam kondisi normal, setidaknya terdapat 18.000 penumpang per hari yang berangkat menggunakan pesawat terbang. Namun dalam 3 hari terakhir, jumlah penumpang turun menjadi sekitar 7.000 hingga 8.000 penumpang per hari.

"Ini yang berangkat masih tinggi, tapi datangnya sudah turun jauh secara signifikan. Inilah yang mendasari airline memutuskan menghentikan penebangan sementara. Kondisinya sampai kapan tergantung pada human traffic," ungkap Faik.

Bila dirinci, sebanyak 18.300 penerbangan yang dibatalkan didominasi oleh maskapai domestik. Porsi maskapai domestik yang membatalkan penerbangan berkisar 14.000 penerbangan, sisanya kemudian diikuti oleh maskapai internasional.

Turunnya trafik penerbangan sontak membuat pendapatan Angkasa Pura I turun signifikan. Faik mengaku, hingga saat ini pendapatan perseroan sudah turun 20 persen di bawah target awal.

"Dan berpotensi lebih besar lagi kalau virus ini (belum membaik). Makanya kami inisiatif melakukan simplifikasi organisasi di cabang, bikin lebih ramping lagi, membatalkan proses recruitment karyawan. Jadi inisiatif bisa penghematan sampai Rp 300 miliar," pungkasnya.

Baca juga: Bantah Menutup Pintu Masuk, Pemprov Maluku: Penerbangan Masih Normal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com