Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Sepi, Pelaku Wisata Selam Mulai Terdampak Wabah Corona

Kompas.com - 14/04/2020, 14:17 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha wisata selam mengaku terpukul dengan dampak wabah Corona. Sejak virus tersebut merebak, pelaku bisnis sektor ini kehilangan konsumen, utamanya wisatawan asal China.

Ketua Umum Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), Ricky Soerapoetra mengatakan berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap anggota, diketahui bahwa ada kenaikan pembatalan perjalanan hingga 40 persen hanya dalam waktu 1 bulan.

Selain itu, survei yang dilakukan juga mengungkapkan setidaknya 25 persen pelaku usaha sektor ini akan mengurangi jumlah tenaga kerja untuk menekan biaya operasional usaha.

Baca juga: Dampak Corona, Angka Kemiskinan Bisa Meningkat 3,78 Juta Orang

“Kami sangat memahami bahwa pandemi ini memicu masalah ekonomi baru. Tatanan kehidupan manusia berubah, dari yang sebelumnya bebas bepergian menjadi harus berdiam di rumah. Ini adalah pukulan berat bagi sektor wisata,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Meskipun belum dapat menyebutkan secara rinci nilai kerugian pelaku usaha wisata selam, kerugian yang diderita pelaku usaha wisata selam akan semakin membengkakjika situasi ini tidak segera membaik.

Padahal, sebanyak 40 persen pelaku usaha menanggung kredit perbankan sehingga perlu ada dukungan pemerintah maupun pihak terkait untuk meringankan beban pengusaha.

Ia juga menyampaikan rasa prihatin yang mendalam kepada korban COVID-19. " Ini tidak dialami oleh segelintir orang saja, tetapi kita semua harus bersama-sama melalui masa sulit ini," katanya.

"Namun, kesulitan yang kita hadapi sekarang ini sebenarnya adalah hal positif bagi bumi. Alam sudah cukup memberi ruang dan sumber daya yang melimpah bagi manusia," lanjut dia.

Ricky berpendapat usaha wisata selam masih memiliki harapan untuk tetap bergerak dengan memanfaatkan solusi teknologi.

Hampir seluruh agensi yang menawarkan kursus selam dan menerbitkan sertifikasi sudah memiliki layanan belajar daring (online) dari level dasar hingga profesional.

“Dive Center yang menjadi anggota PUWSI masih dapat melayani permintaan kursus selam melalui online. Masyarakat masih dapat mengakses kursus selam dengan sertifikasi dari berbagai agensi di seluruh dunia yang mengacu kepada Peraturan Menteri Pariwista dan Ekonomi Kreatif Nomor. 7 Tahun 2016 terkait pedoman pelaksanaan usaha wisata selam," jelasnya.

Dengan demikian, kata Ricky, masyarakat dapat memilih usaha wisata selam di daerahnya masing masing agar tetap dapat mendukung usaha lokal dimana masyarakat tinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com