Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 di Bawah 2,3 Persen

Kompas.com - 06/05/2020, 11:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 lebih rendah dari 2,3 persen.

Hal tersebut disebabkan karena realisasi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I 2020 jauh lebih rendah dari perkiraan, yakni di kisaran 2,97 persen. Sementara di tahun sebelumnya di level 4,97 persen (yoy).

"Waktu itu puncaknya PSBB terjadi pada April sampai pertengahan Juni. Wilayah PSBB kurang lebih 70 persen dari wilayah ekonomi Indonesia. Kalau kuartal I (pertumbuhan) 2,97 persen bagaimana tahun 2020? Mungkin lebih rendah dari 2,3 persen," kata Perry dalam konferensi video, Rabu (6/5/2020).

Baca juga: Terdampak Virus Corona, Pertumbuhan Ekonomi Uni Eropa Minus 3,8 Persen

Namun kata Perry, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah pada 2020 akan menambah base effect pertumbuhan ekonomi pada 2021.

Pihaknya memprediksi, pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi 6,6 persen hingga 7,1 persen jika defisit fiskal di level 3-4 persen.

Kemudian, pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan kembali pada tren jangka panjang karena faktor base effect akibat Covid-19 sudah hilang.

"Kalau 2020 rendah, 2021 lebih tinggi. (Selain base effect) tapi juga didorong oleh faktor program ekonomi yang ditempuh pemerintah," sebut Perry.

Di sisi lain, dia menyatakan Indonesia harus bersyukur karena pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 masih positif dan merupakan salah satu negara dengan PDB yang tertinggi dibanding negara maju lainnya.

Perry lantas membandingkan PDB negara lain, seperti China yang terkontraksi -6,8 persen dari sebelumnya 6 persen, AS dari 2,3 persen menjadi 0,3 persen, dan Eropa dari 1 persen jadi terkontraksi -3,3 persen.

Baca juga: Moody's Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Terendah Sejak 1998

Di Asia, pertumbuhan ekonomi negara Singapura terkontraksi -2,2 persen, Korea Selatan dari 2,3 persen hanya tumbuh 1,3 persen.

"Tentu saja 2,97 persen ini patut disyukuri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2,97 persen termasuk salah satu yang tertinggi. Meski bukan yang tertinggi, masih ada Vetnam sebesar 3,82 persen. Itu jauh lebih baik dari sebagian besar (negara) yang negatif," pungkas Perry.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I 2020. Dalam rilisnya, ekonomi RI tumbuh 2,97 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan terkontraksi 2,41 persen secara kuartalan.

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I 2020 melambat cukup dalam dari 5,07 persen pada kuartal I 2019.

Menurut pengeluaran, semua komponen mengalami kontraksi terhadap kuartal IV 2019. Konsumsi pemerintah terkontraksi 44,02 persen, impor -11,89 persen, PMTS -7,89 persen, dan ekspor -6,37 persen.

"Dengan berbagai fenomena di kuartal I 2020, makan PDB Indonesia atas dasar harga konstan pada kuartal I 2020 Rp 2.703 triliun dan atas dasar harga berlakunya Rp 3.122 triliun. Tumbuh 2,97 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Selasa (5/5/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com