Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direvisi, Singapura Proyeksikan Ekonomi 2020 Minus 5-Minus 7 Persen

Kompas.com - 11/08/2020, 13:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura, kembali merevisi perkiraan pertumbuhan ekonominya menjadi -5 hingga -7 persen di tahun 2020.

Angka tersebut direvisi karena data menunjukkan adanya penurunan ekonomi yang tajam pada kuartal II 2020 di tengah pandemi Covid-19. Di proyeksi sebelumnya, pertumbuhan ekonomi berada dalam rentang lebih lebar, yakni antara -4 hingga -7 persen.

"Terlepas dari penyempitan kisaran perkiraan, masih ada ketidakpastian yang signifikan tentang situasi Covid-19, yang mungkin akan berkembang di kuartal mendatang," kata Kementerian terkait mengutip Channel News Asia, Selasa (11/8/2020).

Laporan juga menyebutkan, prospek permintaan eksternal Singapura telah menunjukkan sedikit pelemahan sejak Mei 2020, karena pasar permintaan utama Singapura mengalami gangguan ekonomi yang lebih buruk dari yang diproyeksi.

Baca juga: Singapura Resesi, Ekonomi Kuartal II Minus 42,9 Persen Dibandingkan Sebelumnya

Pasar permintaan ini diperkirakan akan mengalami laju pemulihan yang lebih bertahap pada paruh kedua tahun 2020, mengingat adanya kebutuhan berkelanjutan dan langkah-langkah pembatasan untuk menahan pandemi.

MTI menambahkan, ekonomi global juga mengalami ketidakpastian yang signifikan. Mengingat, gelombang kedua wabah Covid-19 menyebabkan aktifitas masyarakat kembali diperketat.

"Ini bisa mengakibatkan periode perlambatan ekonomi yang lebih tajam dan lebih lama di negara-negara yang mengalaminya," sebut MTI.

Selain itu, pelemahan ekonomi global dapat meningkatkan tekanan pada sistem keuangan, antara lain meningkatnya utang korporasi, dislokasi pasar keuangan, dan arus modal keluar dari negara-negara pasar berkembang.

"Ini pada gilirannya dapat memicu putaran umpan balik negatif dan berpotensi meningkatkan resesi global," sebut MTI.

Sementara itu, terdapat risiko yang timbul dari ketegangan geopolitik dan sentimen anti globalisasi, seperti peningkatan proteksionisme yang dapat mengakibatkan gangguan lebih lanjut terhadap rantai pasokan global.

Pada gilirannya, tentu dapat membebani perdagangan dan pemulihan ekonomi global.

Baca juga: Cara Mengelola Keuangan dengan Aman di Tengah Risiko Resesi

Pembukaan kembali perbatasan internasional

MTI menuturkan, lingkungan ekonomi eksternal yang lemah akibat pandemi akan terus menimbulkan hambatan pada beberapa sektor berorientasi ekspor, seperti transportasi dan penyimpanan, serta perdagangan grosir.

Pembukaan kembali perbatasan internasional diperkirakan akan terjadi secara lebih bertahap dari yang diantisipasi sebelumnya. Mengingat, situasi Covid-19 yang tak kunjung usai di seluruh dunia.

Situasi ini kemungkinan akan membebani prospek sektor-sektor yang bergantung pada pariwisata dan perjalanan udara.

Selain itu, dimulainya kembali aktivitas sektor-sektor yang mengandalkan pekerja asing berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Perusahaan membutuhkan waktu lama untuk memenuhi langkah-langkah protokol Covid-19 di tempat kerja agar benar-benar aman.

Secara khusus, penurunan di sektor konstruksi, teknik kelautan dan lepas pantai jadi diproyeksi akan jatuh lebih dalam.

“Perlambatan yang lebih tajam di sektor-sektor ini akan memiliki efek negatif pada perusahaan di industri pendukung, seperti perusahaan jasa profesional yang menyediakan jasa arsitektur dan teknik untuk proyek konstruksi," pungkas MTI.

Baca juga: Hadapi 112 Dakwaan, Konglomerat Indonesia Kris Wiluan Terancam Penjara di Singapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com