Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpukul Pandemi, Inggris Kehilangan 730.000 Pekerja Sejak Maret 2020

Kompas.com - 12/08/2020, 07:35 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Perekonomian Inggris kehilangan 730.000 pekerja sejak pendami virus corona memukul kinerja bisnis sejak Maret 2020. Dikutip dari CNN, Rabu (12/8/2020) pekerja muda, tua, hingga wirausahawan adalah yang paling terdampak dalam krisis yang menyebabkan kenaikan jumlah pengangguran ini.

Kantor Statistik Nasional (ONS) setempat mengatakan, terjadi kemerosotan jumlah pekerja dengan usia di atas 65 tahun. Hal tersebut terlihat dari penurunan daftar slip gaji perusahaan selama periode April hingga Juni 2020. Di sisi lain, pekerja dengan usia di bawah 24 tahun juga mengalami penurunan jumlah.

Kemorosotan jumlah pekerja pada kuartal II tahun ini merupakan yang terbesar sejak resesi besar terjadi di 2009 lalu. Pasalnya, kebijakan isolasi total atau lockdown mengharuskan toko-toko yang bukan penyedia kebutuhan harian, restoran, sehingga para pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan yang cukup tajam.

Baca juga: Menko Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 0,49 Persen

Selain itu, jumlah wirausahawan pun mengalami penurunan di kuartal II tahun ini, sementara jumlah orang yang mengklaim jaminan penganguran termasuk mereka yang bekerja kurang dari waktu yang seharusnya pada periode Maret hingga Juli mencapai 2,7 juta orang.

"Jumlah jam dalam bekerja terus menurun dan mencapai titik terendah baik secara tahunan maupun secara kuartalan," kata ONS dalam keterangannya.

Pandemi virus corona menyebabkan Inggris mengalami kemerosotan kinerja perekonomian terdalam sejak hampir satu abad terakhir. Banyak perusahaan besar Inggris, termasuk British Airways dan BP memangkas hingga 100.000 karyawan. Dikhawatirkan jumlah tersebut akan terus meningkat lantaran banyak program pemerintah yang berakhir di Oktober mendatang.

Baca juga: [POPULER MONEY] Informasi Lengkap tentang Subsidi Gaji Rp 600.000

Banyak perusahaan di sektor ritel dan pelayanan yang saat ini tengah berjuang untuk bisa bertahan.

Meski ada pengurangan jumlah pekerja, tingkat pengangguran Inggris secara garis besar tidak berubah, atau berada di kisaran 3,9 peersen. Sebab, angka tersebut tidak meliputi mereka yang tidak bekerja namun sedang tidak mencari kerja, atau mereka yang sedang dirumahkan sementara waktu.

Untuk diketahui, sebanyak 7,5 juta orang di Inggris telah dirumahkan hingga Juni, dengan lebih dari 3 juta di antaranya telah dirumahkan lebih dari tiga bulan terakhir.

Baca juga: Pemerintah Cari UMKM Calon Penerima BLT Rp 2,4 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com