Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Dijual Rp 35.000, Kalung Eucalyptus Kementan Tunggu Izin Edar BPOM

Kompas.com - 08/09/2020, 19:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) telah meluncurkan produk inovasi berbasis eucalyptus, salah satunya berbentuk kalung pada Juli 2020 lalu.

Kini produk tersebut tinggal menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk siap dipasarkan ke masyarakat luas. Rencananya harga yang dipatok berkisar Rp 35.000.

"Mudah-mudahan minggu ketiga September sudah keluar (izin edar dari BPOM), sehingga bisa segera mungkin (dipasarkan). Harganya sekitar Rp 35.000-an," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fajdry Jufry kepada Kompas.com, Selasa (8/9/2020).

Baca juga: Subsidi Gaji Tahap III, Data 3,5 Juta Calon Penerima Sudah di Tangan Pemerintah

Ia mengatakan, kalung aromaterapi eucalyptus tersebut diproduksi oleh PT Eagle Indopharma (Cap Lang), yang perjanjiannya telah di teken pada Mei 2020 lalu.

Produk kalung tersebut akan dipasarkan melalui toko offline ataupun online. Pada toko online, akan dijual melalui official store Cap Lang yang ada di seluruh platform e-commerce.

"Di jual di semuanya (toko online dan offline)," imbuh Fajdry.

Sementara itu, untuk produk berbasis eucalyptus lainnya, seperti inhaler dan roll on telah dipasarkan sejak Juli 2020 secara online. Lewat official store Cap Lang, kedua produk dijual sepaket dengan harga Rp 35.000.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Terima 14,5 Juta Rekening Calon Penerima Subsidi Gaji

Sebelumnya, produk eucalyptus milik Kementan ini sempat mengalami pro kontra karena sempat diklaim sebagai anti virus corona.

Meski begitu belakangan Kementan mengakui bahwa kalung tersebut hanya sebagai aksesoris kesehatan.

Dalam izin edar BPOM yang tengah diproses, produk ini pun masuk dalam kategori jamu atau obat tradisional.

Baca juga: Kemenhub Kembali Membuka Rute Penerbangan dari Indonesia ke Wuhan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com