Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor, Defisit Anggaran AS Tembus Rp 44.700 Triliun

Kompas.com - 12/09/2020, 14:10 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Defisit Anggaran Amerika Serikat menembus rekor dengan mencapai lebih dari 3 triliun dollar AS atau sekitar Rp 44.700 triliun (kurs Rp 14.900).

Dikutip dari BBC, Sabtu (12/9/2020) lonjakan defisit tersebut terjadi lantaran pemerintah AS menggelontorkan anggarand alam jumlah besar untuk penanganan pandemi virus corona (Covid-19).

Kementerian Keuangan setempat menyatakan, pemerintah federal telah merealisasikan belanja lebih dari enam triliun dalam 11 bulan terakhir dalam tahun anggaran ini, termasuk alokasi belanja sebesar 2 triliun dollar AS untuk penanganan pandemi.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Per Juli 2020 Mencapai Rp 330 Triliun

Untuk diketahui, tahun anggaran di Negeri Paman Sam itu berakhir di bulan September.

Adapun jumlah tersebut melampaui pendapatan negara yang hanya mencapai 3 triliun dollar AS tahun ini.

Shortfall atau kekurangan penerimaan perpajakan tersebut lebih besar dua kali lipat jika dibandingkan dengan rekor terakhir pada tahun 2009. Kala itu, Gedung Putih tengah berupaya untuk memulihkan kondisi perekonomian paska krisis keuangan karena kredit perumahan, atau biasa disebut dengan supreme mortgage.

Untuk diketahui, sejak sebelum pandemi pun AS sudah cukup kepayahan mengendalikan defisit anggaran mereka. Sebelum terpukul pandemi, defisit anggaran diperkirakan mencapai 1 triliun dollar AS. Cukup besar jika dibandingkan dengan rata-rata historis defisit anggaran AS.

Namun demikian, lonjakan belanja pemerintah tersebut telah disepakati antara pemerintah dengan Kantor Anggaran Kongres untuk membantali dampak pandemi virus corona terhadap pasar keuangan.

Kongres pun sebelumnya telah memproyeksi, defisit anggaran AS dalam satu tahun anggaran akan mencapai 3,3 triliun dollar AS. Angka tersebut lebih besar tiga kali lipat jika dibandingkan dengan shortfall pendapatan pajak tahun lalu.

Gubernur The Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell sempat mengatakan anggaran belanja pemerintah tidak berkelanjutan. Namun demikian, dirinya mengatakan menekan angka shortfall tidak seharusnya menjadi prioritas jika melihat kondisi perekonomian negara tersebut saat ini.

Pasalnya, perekonomian Amerika Serikat pada periode April hingga Juni mengalami kontraksi hingga lebih dari 30 persen (year on year/yoy). Kinerja perekonomian tersebut merupakan yang terburuk sepanjang sejarah AS.

Data biro statistik setempat pun menunjukkan, PHk dan kebangkrutan perusahaan terus berlangsung.

Setidaknya hingga saat ini lebih dari 30 juta orang atau sekitar 20 persen dari tenaga kerja di AS telah mengajukan tunjangan pengangguran meski kegiatan perekonomian mulai dibuka.

Baca juga: Potensi Penerimaan Negara Menurun, Sri Mulyani Perlebar Defisit Anggaran 2021 Jadi 5,7 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com