Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Cara Pengusaha Kopi Tetap "Cuan" di Tengah Pandemi

Kompas.com - 07/10/2020, 07:22 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memukul para pelaku usaha, tak terkecuali para pengusaha kopi. Beragam inisiatif pun muncul agar bisa bertahan di tengah situasi sulit.

Chief Executive Officer Jago Coffee Yoshua Tanu misalnya, mencoba berbagai hal agar omzetnya tidak turun selama pandemi Covid-19. Kini, Jago Coffee justru bisa mencatat peningkatan pendapatan sebesar 30 persen per bulan.

"Untungnya masih lumayan lah yah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Menurut dia, hal yang membuat omzet usahnya bisa meningkat adalah konsep penjualan. Ia mengatakan Jago Coffee memiliki strategi penjualan yang berbeda dengan para pengusaha kopi lainnya.

Baca juga: Apa Benar UMK Dihapus? Ini Penjelasan Menaker

Jago Coffee memiliki konsep sistem delivery atau jemput bola. Produk langsung diantarkan kepada para pelanggannya.

Dia menyebut tidak menarik ongkos kirim ataupun ketentuan pembelian minimal kepada para pelanggannya. Sebab 2 hal itu dinilai akan membuat konsumen mau memesan produknya.

"Karena kan orang-orang banyak yang kalau biaya ongkos kirim mahal, apalagi kalau ada minimal orderan. Jadi menurut saya, cara ini yang membuat pelanggan kami setia membeli," ucapnya.

Selain itu, Yoshua juga bilang saat ini pihaknya sudah melakukan kolaborasi dengan pengusaha bakery untuk meningkatkan penjualannya. Dalam kolaborasi tersebut, Jago Coffee dan pengusaha bakery membuat sistem promo hingga mengadakan give away.

Selama pandemi ini, Jago Coffee sudah menggandeng 5 pengusaha bakery untuk bekerja sama.

Baca juga: Luhut: Bersiap Perubahan Cuaca Ekstrem, Ditakutkan Timbul Klaster Baru Covid-19

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com