Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ungkap Dilema Buat Kebijakan di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 18/11/2020, 11:17 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan proses perumusan kebijakan di tengah situasi pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah.

Bendahara Negara itu menjelaskan, pandemi merupakan situasi luar biasa yang tidak pasti dan membuat kehadiran pemerintah menjadi suatu keharusan.

"Namun pertanyaannya, hadir seperti apa dan ini lah dilema yang harus diatasi dan dihadapi. Tidak ada situasi yang ideal," ujar Sri Mulyani dalam Anti-Corruption Summit 4 yang diadakan secara virtual, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Sri Mulyani: Reformasi Kebijakan Masih Terus Kami Lakukan

Dia menjelaskan, dilema pertama yang harus dihadapi pemerintah dalam membuat kebijakan yakni dasar kebijakan, apakah harus menggunakan data historis atau berdasarkan proyeksi.

Menurut dia, data historis akan membantu dalam proses formulasi kebijakan, namun di tengah situasi Covid-19, situasi sangat tidak terduga. Namun demikian, bila hanya mengandalkan data proyeksi saja, banyak perkara hukum yang harus dihadapi.

"Data historis tentu membantu tapi kalau kita tahu bahwa Covid-19 akan memukul ekonomi dan keuangan dan kita tahu ini dampaknya. Jadi apakah policy didisain dengan mengandalkan data historis saja atau kita mendesain berdasarkan apa yang mungkin terjadi," ujar dia.

Masalah selanjutnya yakni terkait kecepatan penyusuan kebijakan serta akurasi sasaran kebijakan yang bersangkutan.

Dia mencontohkan, di situasi Covid-19 pemerintah perlu membantu masyarakat dengan cepat namun di sisi lain data yang dimiliki pemerintah pun belum sempurna.

"Oleh karena itu pilihan untuk tetap melakukan sambil memperbaiki akurasi data diambil," ujar dia.

Yang ketiga yakni dilema terkait fleksiblitas melawan kepatuhan.

Sri Mulyani mengatakan, banyak regulasi yang dibuat di tengah situasi normal. Namun ketika harus dihadapkan pada situasi darurat yang tak terduga, kebijakan perlu dibuat secara cepat dan fleksibel.

Dengan demikian, pemerintah pun harus membuat kebijakan dengan proses dan tata kelola yang baik. Selain itu juga berlandaskan pada perundang-undangan yang terus-menerus diadaptasi di tengah situasi Covid-19.

"Maka di dalam suatu pembuatan keputusan fleksibilitas sangat penting kami bersama dengan DPR terus menyampaikan, bagaimana APBN bisa di pisan supaya cukup fleksibel namun tetap akuntabel," ujar dia.

"Kami terus memberikan update kepada badan anggaran, pimpinan DPR maupun juga kepada Komisi XI mengenai kenapa instrumen APBN sekarang bentuknya seperti ini, kenapa ada perubahan dan bagaimana perubahan terjadi," jelas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com