Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kunjung Capai Keputusan, Waktu Negosiasi Dagang Paska Brexit Diperpanjang

Kompas.com - 14/12/2020, 11:35 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Pempimpin Inggris dan Uni Eropa sepakat untuk memperpanjang masa negosiasi dagang usai Brexit setelah kedua pemimpin negara tersebut melakukan pembicaraan via telepon.

Dilansir dari BBC, Senin (14/12/2020) Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula vin der Leyen menyatakan sangat memungkinkan untuk membawa pembahasan ke titik yang lebih jauh.

Kedua belah pihak menyatakan telah melakukan diskusi terkait beberapa topik yang belum terselesaikan via telepon.

Baca juga: Uang Rp 950 Triliun Hilang di Inggris, Kok Bisa?

Sebelumnya, kedua belah pihak sempat menyatakan bahwa Minggu (13/12/2020) merupakan batas waktu terakhir untuk menentukan apakah akan melanjutkan proses negosiasi, sebab Inggris akan benar-benar meninggalkan beragam aturan Uni Eropa pada akhir tahun ini.

Namun demikian, kedua belah pihak tidak benar-benar menjelaskan hingga kapan proses diskusi dan negosiasi akan berlangsung. Sementara batas akhir negosiasi paska Brexit adalah pada tanggal 31 Desember 2020.

Inggris dan UE telah melakukan negosiasi untuk kesepakatan perdagangan pasca-Brexit sejak Maret dan berusaha untuk mengamankan kesepakatan sebelum apa yang disebut periode transisi berakhir pada 31 Desember, ketika kedua belah pihak akan beralih ke aturan perdagangan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Tanpa kesepakatan perdagangan, tarif dagang dapat diberlakukan dan, pada gilirannya, harga produk tertentu bisa naik.

"Meskipun proses negosiasi yang memakan waktu hampir setahun cukup melelahkan, terlepas dari kenyataan tenggat waktu telah dilewatkan berulang kali, kami pikir pada saat ini kami bertanggung jawab untuk bekerja ekstra," ujar Von der Leyen.

Sementara Johnson mengatakan ,Inggris tidak akan meninggalkan proses negosisasi hingga kedua belah pihak benar-benar mencapai kesepakatan.

"Namun saya harus mengulangi, hal yang paling mungkin terjadi saat ini yakni kita harus bersiap-siap untuk memenuhi persyaratan WTO. Sejauh yang saya lihat ada beberapa masalah serius dan sangat sulit yang saat ini memisahkan Inggris dari Uni Eropa," ujar Johnson.

"Dan hal yang terbaik yang harus dilakuakn sekarang untuk kedua belah pihak adalah bersiap untuk berdagang dengan persyaratan WHO," ujar dia.

Baca juga: Pembahasan Brexit Tak Kunjung Temui Titik Terang, Pengangguran Terancam Melonjak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com