Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Ini, BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga 3,75 Persen

Kompas.com - 20/01/2021, 17:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) diproyeksikan menahan suku bunga acuan BI-7 Days Reserve Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 3,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Januari 2021.

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS), Eric Alexander Sugandi mengatakan, ruang pemotongan suku bunga lebih lanjut sudah terbatas usai bank sentral memotong suku bunga sebanyak 5 kali pada tahun 2020.

"Saya expect (proyeksi) stay (tetap) di 3,75 persen bulan ini. Sudah sangat terbatas karena inflasi mulai naik tahun ini sehubungan dengan proses pemulihan ekonomi," kata Eric kepada Kompas.com, Rabu (20/1/2021).

Baca juga: Erick Thohir: Pertama Kalinya Saham-saham BUMN Lebih Tinggi dari LQ45

Eric pun memproyeksi, suku bunga BI akan bergerak stagnan pada tahun ini pada level 3,75 persen. Sebab saat ini, suku bunga BI sudah mencapai titik terendahnya sepanjang sejarah bank sentral.

Sebelumnya, capaian suku bunga terendah terjadi pada Juli 2020 di level 4 persen.

"Tahun ini saya perkirakan akan flat di 3,75 persen. Ini sudah termasuk suku bunga rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya," ungkap Eric.

Sependapat dengan Eric, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky juga memproyeksikan hal serupa.

Riefky mengemukakan beragam faktor yang jadi pertimbangan BI menahan suku bunga bulan ini, antara lain inflasi, aliran modal asing yang masuk (capital inflow), apresiasi nilai tukar, dan posisi neraca transaksi berjalan.

Tercatat inflasi RI mencapai 1,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020. Angka ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah dengan perbandingan pada 2019 sebesar 2,72 persen (yoy). Hal ini menunjukkan masih lemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Minim Landasan Hukum, Proses Akuisisi Saham KCI Oleh MRT Akan Makan Waktu Lama

Selanjutnya menjelang akhir tahun 2020, tanda-tanda pemulihan mendasar belum terlihat. Hasil pemilu AS dan peluncuran vaksin pada November lalu memicu investor asing memarkirkan dananya di Indonesia.

Oleh sebab itu, rupiah mengalami apresiasi kuat dari Rp 14.600 per dollar AS menjadi Rp 14.000. Bahkan pada awal tahun 2020, rupiah melanjutkan penguatan ke level Rp 13.800/dollar AS.

Dari faktor tersebut meski masih ada ruang suku bunga turun, Riefky memperkirakan suku bunga acuan bakal ditahan pada bulan ini.

"Kami berpandangan bahwa BI harus menahan suku bunga acuan pada 3,75 persen untuk bulan ini, dengan tetap menjaga kebijakan makroprudensial untuk mengelola stabilitas sektor keuangan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com