Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Negara Dilanda Krisis Energi, Bagaimana dengan Indonesia?

Kompas.com - 14/10/2021, 07:32 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah negara di dunia tengah mengalami krisis energi, baik di Eropa seperti Inggris maupun di Asia seperti China. Krisis energi tersebut pada akhirnya menyebabkan krisis listrik.

Tingginya permintaan energi seiring dengan pemulihan ekonomi, namun tak dibarengi dengan ketersediaan pasokan yang memadai, membuat harga gas alam dan batu bara melonjak. Kedua komoditas ini menjadi bagian dari sumber pembangkit listrik.

Krisis energi yang melanda Inggris sampai membuat banyak pabrik harus menutup operasionalnya lantaran mahalnya harga gas dan listrik. Sebagian besar industri di Inggris memang mengandalkan gas alam dan listrik dalam produksi mereka.

Baca juga: Siap-siap, PLTU Batu Bara Kena Pajak Karbon mulai April 2022

Sementara di China, krisis energi telah menyebabkan keterbatasan daya listrik di negara tersebut. Pemadaman listrik pun terjadi di beberapa provinsi di China sehingga menyebabkan aktivitas warga dan operasional bisnis terganggu.

Lalu bagaimana dengan kondisi pasokan listrik di Indonesia?

PT PLN (Persero) memastikan pasokan listrik andal dan mencukupi di tengah mulai kembalinya aktivitas masyarakat.

Pada wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) bahkan pasokan lisitrik berlebih seiring dengan mulai beroperasinya sejumlah pembangkit di proyek 35.000 megawatt (MW),

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini saat mengunjungi PLTU Suralaya, Banten pada Selasa (12/10/2021) lalu.

Menurutnya, daya mampu sistem kelistrikan Jamali mencapai 38.522 MW dengan beban puncak 26.931 MW. Itu berarti ada cadangan daya sebesar 11.591 MW di sistem kelistrikan Jamali.

"Sistem kelistrikan Jamali siap untuk dukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Zulkifli seperti dikutip dalam keterangannya, Kkamis (14/10/2021).

Ia mengatakan, PLN siap melayani kebutuhan seluruh masyarakat, baik pelanggan rumah tangga, industri, bisnis, maupun investor yang ingin menanamkan modal ke Indonesia.

Zulkifli mengungkapkan, mulai kembalinya aktivitas masyarakat terlihat dari tumbuhnya konsumsi listrik mencapai 4,42 persen menjadi 187,78 terawatthour (TWh) hingga September 2021 (year on year/yoy).

Hal ini membuat perseroan memproyeksikan penjualan listrik PLN bakal terus meningkat menembus 252,51 TWh hingga akhir 2021, atau tumbuh 4,71 persen dibandingkan tahun lalu.

Selain itu, mulai menggeliatnya ekonomi juga ditandai dengan pertumbuhan sektor industri yang mencapai 10,63 persen pada kuartal III-2021.

Menurut Zulkifli, dengan melimpahnya pasokan listrik, PLN bisa dengan leluasa melayani seluruh kebutuhan pelanggan seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi yang terjadi di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com