Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Minta INKA Lebih Hati-Hati Saat Uji Coba

Kompas.com - 25/10/2021, 20:48 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyayangkan adanya insiden tabrakan rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek mengalami tabrakan di kawasan Cibubur, Jakarta Timur pada Senin (25/10/2021).

"Kami menyayangkan terjadinya insiden ini di tengah pelaksanaan uji coba dinamis yang bertujuan untuk menjamin keselamatan LRT," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri dalam keterangannya, Senin (25/10/2021).

Kecelakaan itu terjadi saat dilakukan langsir atau rangkain kereta dipindahkan ke jalur lain, dalam rangka pengujian sarana internal oleh PT INKA (Persero). Pengujian dilakukan di antara petak Stasiun Harjamukti - Stasiun Ciracas yang terjadi pukul 13.00 WIB.

Baca juga: INKA: Uji Coba LRT Jabodebek Tunggu Hasil Investigasi KNKT

Zulfikri mengatakan, tahapan pengujian yang dilakukan merupakan proses penting dalam memastikan faktor keselamatan dan keamananan transportasi.

"Sudah seharusnya proses ini dilakukan dengan cermat dan penuh kehati-hatian," kata dia.

Ia pun meminta proses investigasi dan evaluasi atas insiden ini dapat segera dilaksanakan dengan baik. Hal itu mengingat aspek keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama dalam bertransportasi.

Terkait kondisi jalur LRT, lanjut dia, saat ini masih dilakukan investigasi. Hanya saja terlihat ada dampak minor pada beberapa third rail di jalur tersebut, sedangkan untuk struktur tidak ada kerusakan.

"Kami himbau PT INKA agar lebih berhati-hati dalam melaksanakan uji coba, dan selalu mengutamakan faktor keselamatan," pungkasnya.

Baca juga: Dirut INKA: Ada Indikasi Human Error pada Kecelakaan LRT Jabodebek

Sebelumnya, Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, tabrakan terjadi lantaran trainset 29 melaju dengan kecepatan di atas standar ketika sedang dilangsir, sehingga menabrak trainset nomor 20 yang dalam kondisi diam atau terparkir.

Oleh sebab itu, terindikasi adanya human error pada kecelakaan tersebut. Namun, penyebab pasti kecelakaan masih akan di investigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Ini terindikasi adanya human error, di mana masinis pada saat lansir itu kecepatannya melebihi. Tapi nanti akan diinvestigasi KNKT, ini hanya berdasarkan hasil investigasi awal," jelas Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (25/10/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com