Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bakal Pensiunkan PLTU Batu Bara, Ini Kata Pengusaha

Kompas.com - 04/11/2021, 21:24 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan mempensiunkan PLTU batu bara untuk mengejar target carbon neutral pada 2060. Adapun kabar terbaru, Asian Development Bank (ADB) siap membantu Indonesia dan Filipina untuk mempensiunkan 50 persen Pembangkit Listrik batu bara 10 tahun hingga 15 tahun ke depan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan, pada dasarnya anggota APBI mengikuti kebijakan pemerintah. Pihaknya saat ini belum menyiapkan langkah khusus untuk mengantisipasi pemensiunan PLTU bertenaga batu bara ke depannya.

"Saat ini kami melihat outlook bisnis batu bara masih bagus sehingga masih melaksanakan produksi dan memanfaatkan tingginya permintaan seperti biasanya.Tetapi kalau memang kebijakan pemensiunan PLTU batubara mau dipercepat kita ikut aja," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11/2021).

Saat ditanya langkah antisipasi berupa memperdalam atau menambah pasar baru di luar negeri, Hendra menjawab, pasar baru ekspor tidak banyak karena beberapa negara sudah gencar melakukan transisi energi.

Baca juga: Hingga 2024, Pertamina Siapkan Capex 92 Miliar Dollar AS

Namun, menurutnya beberapa negara yang masih membutuhkan batu bara juga akan terus mencari pasar. Hendra mengatakan, meskipun saat ini banyak isu negatif yang membahas batubara, impor sejumlah negara seperti Tiongkok, India, hingga Jepang masih terus meningkat.

Menurut catatan Kontan.co.id, meskipun Indonesia sudah berencana mempensiunkan PLTU batu bara dan meningkatkan bauran energi terbarukan (EBT), konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik akan tetap berkontribusi signifikan.

Melansir paparan PLN sebelumnya di dalam Webinar diseminasi RUPTL PLN 2021-2030, proyeksi kebutuhan bahan bakar batu bara sampai dengan 2030 akan mencapai 153 juta ton.

Perinciannya, kebutuhan batu bara di 2021 sebesar 111 juta ton. Kemudian terjadi tren kenaikan mulai dari 2022 sebesar 115 juta ton hingga di 2024 menjadi 131 juta ton.Namun, di 2025 proyeksi kebutuhan batu bara sempat turun menjadi 124 juta ton.

Berlanjut, pada 2026 kebutuhan batu bara menjadi 131 juta ton, lalu 2027 naik menjadi 137 juta ton, 2028 menjadi 141 juta ton, kemudian di 2029 menjadi 147 juta ton, dan 2030 naik menjadi 153 juta ton.

Adapun proyeksi kebutuhan batu bara ini seiring dengan pola pertumbuhan pembangkitan yang ada. Kebutuhan bahan bakar gas dan batu bara masih tumbuh secara beban dikarenakan masih adanya proyek on going yang sedang berjalan di sisi pembangkit-pembangkit termal walaupun sudah menambahkan pembangkit EBT di dalam sistem PLN. (Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli)

Baca juga: Jubir: Pak Luhut Tidak Khawatir meski Dilaporkan ke KPK

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: PLTU batubara akan dipensiunkan, ini respons APBI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com